*maap yaa ini aga panjang, pelan - pelan aja bacanya⚠️ banyak harsh word ⚠️
Sejujurnya perkataan Ella terus berputar diotaknya. Hubungannya dengan Ashel memang sangat beresiko. Tapi memang hubungan ini akan membuat Ashel menderita? ia tidak ingin membuat Ashel menjadi menderita seperti apa yang diucapkan Ella.
Haruskah ia mengakhiri hubungannya dengan Ashel sebelum orang tua Ashel mengetahui hubungan keduanya?
"Zee? ko ngelamun?" sedari tadi Ashel bersandar di headboard kasur sambil memainkan handphone nya. Sedangkan Zee ia duduk sila di sebelah Ashel sambil memangku laptop nya.
Karena Ashel tak mau mengganggu Zee, Ashel pun fokus menonton drama korea di handphone dan membiarkan Zee menyelesaikan urusannya. Namun, dua menit yang lalu yang awalnya jari jemari lentik Zee itu menari diatas keyboard tiba - tiba berhenti, sebelah tangan itu malah menopang dagu sambil menatap kearah laptop.
Ya awalnya Ashel berfikir jika Zee sedang fokus, tapi jika fokus seharusnya bola mata nya itu bergerak menyusuri layar laptop. Tapi, ini hanya diam memandang ke satu titik dengan pandangan yang terlihat kosong.
Kan, Ashel berbicara pun Zee tidak sadar. Fix, Zee kesambet.
Ngga dong, Zee benar melamun.
"Woi!" di tepuknya lengan Zee oleh Ashel, membuat Zee akhirnya tersadar.
"Wadohh apaan nih?" dengan kerutan dikeningnya Zee menoleh. "KDRT ini bahaya. Kamu mau aku viralin Shaa?"
"Lagian, aku tadi nanya. Kamu kenapa ngelamunn?" tanya Ashel lagi.
Zee mengubah raut wajahnya seolah - olah sedang berfikir. "Kenapa ya?"
"Lah malah balik nanya. Lagi ada yang ganggu pikiran kamu ya?" Ashel sedikit menegakan tubuhnya menjadi tidak bersandar sepenuhnya. "Kenapa Zee? bilang sama aku." cemas Ashel.
Melihat kekasihnya yang cemas, Zee menurunkan laptop dari pangkuannya dan mengubah posisi jadi menghadap Ashel. Digenggamnya tangan Ashel, dengan usapan lembut Zee berbicara. "Aku ngga papa Ashaa, gaada yang lagi ganggu pikiran aku. Aku lagi bingung aja buat ngasi berapa persen diskon buat baju yang penjualannya kurang." ucap Zee mengelak.
Zee terkekeh dan mengusak puncak kepala kekasihnya itu. "Gemes banget sih kak." kata Zee lalu menarik Ashel kedalam pelukannya. "Aku gapapa, Ashaa." ujar Zee melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Ashel.
Cup!
Satu kecupan Zee daratkan di kening Ashel. Lalu Zee kembali membenahkan posisi duduknya seperti semula, dan memangku lagi laptopnya.
Plak!
"AWWW!" teriak Zee karna tiba tiba saja lengannya di pukul lagi oleh Ashel. "Kenapa dipukul?" heranya.
Plak!
"Aduhh!! apasih Sha??" lagi, Zee keheranan.
Plak!
Zee memejamkan matanya lalu tersenyum pada Ashel. "Sentil nih." katanya sambil tanganya sudah siap menyentil Ashel.
"MOMMY! ZEE NYENTIL AKUUUU!" teriak Ashel membuat Zee panik. "MOMMY TOLONGG!"
"Dihh apaan si Shaa, orang belom juga." panik Zee.
"MOMMYMHHHH." Zee membekap mulut Ashel menggunakan tangannya sebelum Ashel berteriak kembali.
"Diem atau aku cium bibirnya!"
Salting language si Ashel - Ashel ini memang physical attack, dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm here
Teen FictionZee menyukai Ashel, begitupun sebaliknya. Keduanya mempunyai rasa yang sama, namun disaat Zee menyatakan perasaan dan meminta Ashel untuk menjadi kekasihnya, Ashel menolak dengan alasan yang tidak jelas. Kira-kira apa yang membuat Ashel menolak Ze...