I'M HERE [27]

522 98 26
                                    









Tadi pukul tiga sore brand ZEEA telah merilis produk barunya yaitu jaket varsity, antusias para pelanggan setia ZEEA ini sangat tinggi. Hingga pada saat produk baru dirilis terhitung sudah ada sekitar 1002 pesanan yang masuk hingga saat ini.

Saat ini Zee sedang mengurus pencatatan pengeluaran dan pemasukan dibulan ini. Dan juga, ia akan mengecek stock kaos yang termasuk kedalam penjualan slow moving untuk diberikan diskon nantinya.

Rencana Zee, setelah selesai dengan urusan brand nya ia akan pergi latihan basket satu jam lagi, pada pukul enam, lalu setelah itu ia akan pergi ke rumah Ashel.

Sejak kemarin lusa, Zee terus menghubungi Ashel namun tidak ada jawaban sama sekali. Untungnya tadi saat Zee hendak pergi ke tempat produksi brand nya, Shani memberi kabar bahwa Ashel baik - baik saja. Dan kemarin, Ashel baru saja konsultasi dengan psikiater.

Shani juga mengatakan bahwa tidak ada masalah serius dengan kondisi mental Ashel, tidak ada gangguan kecemasan atau hal lainnya. Hanya saja mental nya masih down dan sangat sensitif. Jadi harus sangat berhati - hati untuk berbicara dengan Ashel. Saat ini juga kondisi Ashel sudah sedikit membaik, sudah bisa diajak berbicara tidak terus - terusan menangis.

Dan saat ini dikamar milik Ashel terdengar tidak begitu ricuh seperti biasanya. Biasanya, jika sudah berkumpul seperti ini kamar Ashel akan terdengar sangat ricuh. Tapi, kali ini hanya terdengar obrolan ringan saja.

Sedari tadi Ashel tidak ikut mengobrol ia hanya tersenyum menanggapi obrolan atau bahkan candaan temannya.

Tuttttt

Saat keadaan hening tiba - tiba terdengar suara kentut.

"Anjirr, siapa tuh yang kentut?" tanya Indah tak santai dan langsung menutup hidungnya.

"Lu ya?!" tuduh Marsha pada Ashel. Biasanya Ashel akan langsung membantah dengan segala sumpah serapahnya. Tapi, kali ini Ashel hanya menggeleng sekilas saja. "Lu berarti ya?" kini menuduh pada Kathrina.

Yang dituduh hanya menyengir kuda dan tak membantahnya. Karena, ya memang Kathrene lah pelakunya. "Hehee."

"IHH SUMPAH JOROK BANGET LU!" teriak Marsha. "Sana - sanaa bauu." Marsha mendorong Kathrene menggunakan kakinya agar menjauh. Mereka saat ini sedang duduk diatas kasur Ashel.

"Weehh kentut gue gapernah bau yaa." ujar Kathrene tak terima disebut kentutnya bau.

"Ya karna lu nyium kentut lu sendiri, jadi ga bau. Lah kita yang nyium, ampir matii nyium kentut lu ini." kata Indah.

"Sumpah deh lebay banget, anjir. Noh tanya Ashel, Shel kentut gue bau gaa?" tanya Kathrene pada Ashel yang hanya dijawab senyuman oleh Ashel.

Marsha menggeleng. "Gaa gaa, kalau lu cuman jawab lewat senyuman itu artinya ambigu. Bisa bau bisa juga bau banget."

"Apaan mana ada begitu, yang ada bau sama kaga, wibuu." ujar Kathrene tak terima.

"Yaudah kita tanya lagi, bau ga Shel kalau si Kathrene kentut?" kini Indah yang bertanya pada Ashel.

"Bau." jawab Ashel dengan pelan.

"TUHH! dibilang bauu!" Marsha langsung kembali menyemprot Kathrene.

"Ya emang kentut gue doang yang bau? kentut lu pada juga kalii." sewot Kathrene.

Ceklek

Mereka langsung menengok kearah pintu kala mendengar suara pintu yang terbuka.

"Wih rame banget— buset bau apaan nih." Ella yang sedang berjalan masuk langsung menutup hidung menggunakan bajunya.

"KANN! langsung noh dikasih testimoni kalau kentut lu bau." ujar Marsha.

i'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang