|||
Dia masih menangis semenjak aku menjemputnya, aku membawanya ke apartmenku, sejak keluar dari mobil aku menggendongnya dipunggungku benar-benar seperti bayi beruang manja yang bergelantungan dibatang pohon, hingga kami sampai disofa ruang tamu apartment kini dia berada dipangkuanku tidak berubah sedikitpun, banyak orang dan beberapa pegawai apartment yang mengenalku hanya menertawakanku, tentu saja mereka pasti meledekku dibelakang sana, yang mereka tahu aku sama sekali tidak pernah bersikap seperti ini pada orang lain dan tidak pernah membawa siapapun kesini kecuali kakakku dan bogum.
Dan mereka semua melihatku membawa pulang peliharaan beruang menggemaskan, hanya boss nini bearku yang kuperlakukan spesial seperti ini selain irene, jennie boss nini bear kesayanganku.
Dia mengatakan semuanya tentang kepergiannya ke sebuah kota disalah satu negara asia yaitu Thailand tentu aku tahu seperti apa Thailand karena itu adalah negara kelahiranku, sampai saat ini jennie belum mengetahui jika aku adalah campuran Thailand dan Swiss.
Dengarlah isakaannya tidak berhenti memenuhi telingaku, dia begitu manja menelusupkan wajahnya dileherku, rengekan jennie sebenarnya menggelikan ini pertama dan satu-satunya pengalaman yang menyenangkan untukku, memiliki jennie dihidupku.
"Kekasihku masih belum selesai menangisnya ?"
"Belum"
"Berapa lama lagi ?"
"Sangat sangat lama, apa kau tidak takut kehilanganku mengapa tenang seperti itu mengapa tidak menangis sepertiku lala ? Kau harus merasakan kesedihan seperti apa yang sedang aku rasakan, kita itu sepasang kekasih ok harus satu hati, satu tempat tidak boleh terpisah, kau harus bersedih untukku karena aku akan pergi jauh"
Berlebihan bukan bahkan dia berucap dalam suaranya yang tersedu, dokter gigi sekaligus kekasihku mengapa begitu menggemaskan jika sedang menangis seperti ini, aku tidak henti mengecupi pipi berisinya itu, mengusap punggung wanitaku. Dia mengatakan keputusannya sudah final tadi mereka selesai melakukan meeting dan akhirnya mereka akan pergi di awal bulan nanti.
"Mengapa harus menangis, kau yang pergi bukan aku"
"YAA LALALALISA !"
Dia menggigit kecil leherku saat aku menertawakannya, semakin keras rengekan dan tangisannya justru semakin lucu terdengar ditelinga. Aku sedih tentu saja kami baru menjalin hubungan dan dia harus meninggalkanku tapi itu adalah pekerjaanya aku tidak bisa egois, dia dokter hebat harus bertanggung jawab untuk dirinya sendiri juga pekerjaannya.
"Aku juga sangat sedih kekasihku akan pergi selama 3 bulan---"
"2 bulan lisa tidak jadi 3 bulan, kau tetap ingin aku pergi 3 bulan disana mengapa tega sekali padaku !"
"Aku lupa nini, iya 2 bulan ok bayi beruangku jangan marah terus cup cup kesayanganku"
"Cup cup mu hanya dimulut saja, cium aku manusia es kau tidak lihat kedua pipiku sudah menggembung seperti ini"
Bagaimana aku bisa bersedih ketika wajahnya kini tepat dihadapanku dengan menggembungkan kedua pipinya, hidungmu tenggelam nini jika pipi itu semakin membesar, lucunya. Kebiasaannya kali ini jika meminta sebuah kecupan selalu menggembungkan pipinya tentu dengan cepat aku mengecupnya, tidak mungkin aku melewatkannya begitu saja.
"Sudah kuberi kecupan masih saja menangis ?"
"Terima kasih, tetap saja aku tidak ingin pergi lisaaa"
"Honey, dengarkan aku----"
Dia seketika menghentikan rengekan menatapku heran, pipi, hidung kembali memerah namun setelahnya dia menggulum senyum kembali menenggelamkan wajahnya diceruk leherku dengan gigitan kecil dibahu, ada apa dengannya mengapa bertingkah tersipu malu seperti itu.