Passenger Princess 53

917 137 32
                                    

|||

"Nini"

"Tidak tahu, aku marah padamu manusia es !"

"Bayi dengarkan daddy"

"Nini tidak dengar, aku juga marah pada daddy !"

"Kau dengarkan mommy saja kalau begitu"

"Tidak ! Aku tak ingin mendengar apapun dari mulut siapapun termasuk mommy !"

"Baiklah adik bakpao biar aku yang bicara kali ini"

"Sama saja aku juga marah padamu kakak ipar ulat bulu, aku marah pada siapapun yang berada di pihak lisa entah itu mendukung calon sekretaris baru ataupun mengijinkan wanita itu tinggal di apartment lisa, berarti ini hari ke dua dia tinggal disana dan kalian tak mengatakannya padaku ! Kakak ipar bukankah kita berbalas pesan, kau ternyata tidak mengatakan semuanya padaku tentang wanita itu yang tinggal di apartment lisa. Kalian itu pengkhianat, musuh dalam selimut buluku berwarna pink yang sedang berada di laundry"

"Cihh... Kau itu sebenarnya sedang marah atau tidak nini ?! Untuk apa membahas selimut bulumu berwarna pink yang berada di laundry !"

"Tentu saja marah, lihat wajah nini ini mommy sully, garang sekali bukan, aku itu sedang berada dalam mood buruk, mommy diam sekarang"

Bukan hanya mommy yang berdecih tapi irene dan daddy mertua namun aku hanya dapat menghela nafas panjang ketika melihat nini bertolak pinggang disertai kedua pipi yang dia kembungkan, marah yang aneh.

"Bukan seperti itu, kemarin aku akan mengatakannya padamu tapi kau sudah tidur nini dan tadi aku harus pergi lebih pagi saat kau masih tertidur dan sekarang aku baru sempat mengatakannya padamu, maafkan aku ok"

Dia sulit dibujuk kali ini, sudah kukatakan semenjak melahirkan dan memiliki anak jennie semakin sangat sensitif perlu berhari-hari untuk membujuknya terlebih yang diperdebatkan kali ini adalah sosok wanita yang dia yakini lebih sexy darinya, itu dinamakan cemburu nini.

"Aku akan memaafkan kalian asalkan bukan dia yang menjadi sekretarismu mimo, tak boleh ada wanita yang lebih sexy dariku didalam hidupmu ingat itu, kau pikir aku tak mengetahui pakaian seperti apa yang dia pakai saat interview"

"Memangnya pakaian seperti apa bayi ?"

"Daddy ingin tahu ?"

"Hm"

"Terlalu sexy daddy, rok yang dia pakai sangat pendek, lutut dan ujung roknya saling menjaga jarak seperti saat pandemi, mungkin roknya hanya sepanjang 10 cm dibawah segitiga bermudanya"

"Benarkah sependek itu, bagaimana kau tahu nini ?"

Yang jennie katakan memang benar, untuk sesi pertama interview itu memang terlalu pendek dan diana terlalu berani menurutku, entah dia sengaja atau memang sudah terbiasa berpenampilan seperti itu, memang menarik dan cukup menyita fokusku terlebih saat diana duduk tepat didepanku, aku berusaha terus memalingkan pandanganku darinya, aku sudah menjaga mataku dan aku tak perduli jika itu terlihat bukan salahku nini. Dan mengapa ayah juga anak ini dengan santai membahasnya, apa mereka tak sadar jika mommy sully sudah menajamkan kedua matanya, habis kalian.

"Kakak ipar mengirimkan fotonya padaku, daddy ingin melihatnya ?"

"Boleh saja jika kau masih menyimpan fotonya, show me, segitiga bermudanya pasti kedinginan"

"Yaa berani melihatnya kutusuk kedua matamu itu arthur !"

Uggghh menyeramkan rasakan itu daddy, nini kalian cari perkara, aku dan irene tak kuat menahan tawa, kami menutup wajah dengan telapak tangan, masih saja daddy dan nini berjalan dalam satu frekuensi namun satu hal yang aku sadari sepertinya jiwa niniku sudah kembali menjadi sosok nini yang menjengkelkan, semoga saja baby blues itu cepat berlalu.

Passenger Princess - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang