Passenger Princess 58

985 130 30
                                    


|||


Tiga hari setelah pertengkaran bersama blonde grandma, aku tak berbicara sedikitpun padanya. Tak menghindar namun tak ingin sama sekali berucap jika dia tak bertanya, pada mommy dan daddyku juga, aku sedang melakukan silent treatment pada keduanya karena mommy berani menampar bokongku dan daddy mengatakan jika aku seharusnya berada dipenangkaran beruang, mereka menyebalkan bukan.

Kesalku memang masih belum hilang namun aku berjanji akan meminta maaf karena aku menyadari ketidaksopananku pada wanita tertua dirumah ini. Kalimat terakhirku pasti menyinggung grandma, aku terkesan mengusirnya tepat dihadapan banyak orang, maaf ok itu hanya emosi sesaatku, salah grandma yang begitu menyebalkan dirumahku.

Kami berada diruang makan, tepat pukul 7 pagi. Keluarga lengkap ini selalu berkumpul diruangan favoriteku, daddy juga lisa. Kami selalu berburu setiap hidangan lezat yang dibuat oleh olahan tangan magic ibuku, kami selalu berlomba menghabiskannya. Dulu hanya empat orang yaitu aku, lisa, mommy sully dan daddy arthur terkadang judith namun anak itu belum bangun pagi ini, lebih baik jangan bangun aku malas mendengar seluruh ocehannya.

Sudah beberapa waktu sarapan kami nikmati dalam situasi cukup berbeda, biasanya disertai canda tawa namun kini suasana beku tak ada yang berani memulai obrolan sebelum sang ketua suku memulainya lebih dulu yaitu nenek dari lisa yang entah kapan kembali ke Thailand, mengapa lama sekali ya Tuhan aku gemas ingin merayakan kepulangannya, memasang banyak balon warna-warni disetiap sudut rumahku.

Bahkan blonde grandma kini menguasai kursi utama yang biasanya diduduki daddy arthur. Kursi bagi seorang kepala keluarga untuk memimpin sarapan atau makan malam, kini blonde grandma yang menguasainya. Aku dan lalaku duduk berdampingan disisi kiri sementara kedua orangtuaku duduk di sisi kanan.

Jika bukan karena permintaan lisa, aku ingin sarapan dikamar saja tak ingin melihat wajah blonde grandma yang kulitnya mulai berkeriput. Baru saja aku meneliti seluruh menu sarapan namun kedua bola mata kucing favorite lalaku ini berbinar melihat olahan ayam favoriteku. Hampir selama menyusui aku tak memakan olahan ayam ini karena aku tak ingin itu berakibat buruk pada ASI yang dikonsumsi baby JL. Apa yang masuk kedalam tubuh sang ibu maka itulah yang akan diserap bayi melalui ASI tapi untuk kali ini bisakah dikecualikan, seharusnya bisa, aku akan meminta pada lisa dengan seluruh bujuk rayuku.

"Oh my god ayam pedas manis, lala honey itu ayam favoriteku tolong ambilkan itu mimo, aku ingin itu"

Aku sudah tak bisa menahan hasrat makan dimulut dan perutku, aku menarik pakaian lengan lisa seperti bocah meminta sesuatu pada ibunya. Tapi kurasa lalaku tak akan mengijinkan jika aku memakan ayam itu.

Bahkan aku bisa mendengar lidah dan bibirku yang seolah mengecap rasa ayam favoriteku. Aku memberikan senyum lebar pada mommy dan daddy yang menatapku dengan gelengan kepala serta kuluman tawa melihat tingkahku. Tingkah jennie rubyjane manobal, anak kalian yang gagal mendapat label anak semata wayang, menyebalkan bukan seharusnya harta warisan mommy dan daddy semuanya menjadi milikku tapi sekarang harus terbagi dengan judith si anak cengeng berisik itu, dia lebih cengeng dari baby JL. Judith, dia pencemburu selalu tak mengijinkan mommy menggendong anakku, dia akan merengek menghentakkan kedua kaki pendek juga buntalnya itu, menyebalkan bukan.

"Mimo mimo didinding tolong ambilkan ayam itu satu"

"Nini, itu pedas yang lain saja ok"

"Aku akan memakan bagian manisnya saja, bagian pedasnya untukmu mimo"

Tapi lisa justru menatapku dengan helaan nafas panjang melemaskan kedua bahunya, kau bagian pedas aku bagian manis, hisap seluruh rasa pedasnya lalu berukan padaku begitu cara memakannya manusia es.

Passenger Princess - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang