|||
Niniku selalu menutup kedua telinganya jika berjalan melewatiku bahkan dia memakai earmuff saat tidur bukan hanya itu dia juga menggunakan kain penutup mata dan tidur memunggungiku sudah beberapa hari ini.
Malam itu aku benar-benar tidur didalam baby box tanpa pjamas hanya terbalut selimut kecil milik anak kami, nini begitu tega padaku sedangkan dia tidur bersama baby JL diatas ranjang luas dengan selimut hangat dan besar menutupi tubuhnya. Nini tak memberikanku kesempatan untuk menjelaskan, ini semua memang salahku dan karena cup coffee milik diana yang tertinggal didalam mobilku, bagaimana bisa aku tidak menyadarinya.
Kemarahan niniku bertambah besar karena dengan terpaksa aku menceritakan semuanya, tentang mengapa aku bisa mengantar diana pulang dan juga tentang aku yang masih sering menjadi driver online, itu alasan dia begitu marah padaku karena diana dan karena aku berbohong padanya. Ini hari ke tiga dia mendiamiku namun niniku tak mengatakan apapun pada yang lainnya tentang permasalahan kami.
Niniku bahkan tak perduli dengan tatapan memohonku ini. Aku tak henti mencari perhatian hanya untuk membuatnya melihatku sekali saja namun nihil, nini mengabaikanku. Maafkan aku nini jangan marah terus. Ini seperti definisi hidup membosankan jika aku tanpa nini, aku tak akan menjadi driver online lagi aku janji.
"Huh ! Mengapa disekitar tubuhku begitu panas, sepertinya banyak aura negatif disini"
"Nini, ini aku lalamu bukan aura negatif, lihat aku nini"
"Woah, aku mendengar sayup bisikan iblis jahat"
"Yaa nini !"
"Hiiiiiiih menakutkan sebaiknya aku turun kebawah saja, bye bye hantu"
Yaa ! Kau benar-benar nini, dia bertingkah seolah tak melihat keberadaanku yang jelas ada disampingnya. Aku tak henti berjalan kesana dan kemari mengikuti setiap langkahnya. Dia berlari kecil keluar kamar menuruni tangga dan aku mengikutinya, dia berjalan menuju dapur menghampiri mommy dan grandma yang sedang memasak, akupun terus mengikutinya, nini mengapa marahmu lama sekali, ini marah terlamamu padaku.
"Mommy sully dimana jas dokterku mengapa tak ada didalam lemari pakaianku ?"
"Mommy tak tahu nini, mungkin bibi jung mencucinya dan masih berada di laundry room. Bukankah kau memiliki beberapa jas dokter ? Pakai saja yang lain terlebih dahulu"
"Tak mau ! Aku ingin memakai yang itu besok. Jas dokterku yang itu berbeda, itu jas dokterku yang begitu spesial. Dulu sempat hilang namun seorang manusia dingin juga beku seperti bongkahan es mengembalikannya kerumahku, ternyata aku meninggalkan jas dokterku didalam taxi onlinenya. Jas itu penuh kenangan manis, asam, asin pokoknya ramai rasanya tapi itu dulu karena sekarang jas dokter itu memiliki kenangan pahit, sepahit kisah cintaku saat ini. Mommy sully kau tahu jika anakmu ini sedang bersedih ?"
Cihh, mengapa berlebihan sekali nini, maka dari itu dengarkan aku nini. Dia tak henti mendelik tajam bukan hanya mata tapi bibirnya ikut bergerak sinis pasti dalam hati melancarkan banyak rutukan padaku.
"Yaa, apa yang kau bicarakan ? Kau tak lihat mommy sedang mengupas bawang merah, mata mommy perih nini, mommy juga sedang bersedih. Kau jangan menambah beban pikiran mommy bayi, bicara dengan benar to the point ! Apa maksud pembicaraanmu itu nini ?"
"Intinya kisah percintaan anakmu ini dan bawang merah sama menyedihkannya mommy"
"Kau benar-benar bayi, bicara dengan benar apa maksudmu ?!"
"Tak tahu !"
"Yaa nini !"
Jennie benar-benar tak akan berhenti menyindirku dengan seluruh kalimat yang berusaha ia rangkai begitu serius namun jika niniku yang mengucapkannya justru keseriusan itu terdengar renyah ditelinga, bukan aku meremehkan kekesalannya hanya saja, niniku justru terlihat dan terdengar lucu saat sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passenger Princess - JENLISA GxG
FanfictionInside fun of Jenlisa Boss Nini Bear