III

1K 113 5
                                    

Neraka kecil yang Yara alami berawal dari keinginan ayah Mahesa. Laki-laki paruh baya itu sangat menyukai Yara.

Entah apa yang ngebuat Om Rey atau Reynald begitu menyukai Yara.

"Om akan tenang kalau Yara selalu ada disamping Mahesa. Mendampingi Mahesa"

Awalnya keinginan Om Rey, hanya dianggap angin lalu sama Yara. Soalnya Yara dan Mahesa gak terlalu dekat sampai bisa menjadi jodoh untuk satu sama lain. Mereka mungkin partner bisnis yang baik, tapi selain itu? Mereka gak berada circle pertemanan yang sama.

Tapi Om Rey itu terkenal gigih dan jenis orang yang kalau mau satu hal maka satu hal itu harus jadi miliknya. Walaupun dengan cara kotor sekalipun.

Dan benar aja, entah gimana caranya dia dapat dengan mudah mengikat Yara untuk Mahesa.

Hari itu, dimana mereka tahu mengenai perjodohan dan rencana pernikahan mereka, pertama kalinya Yara melihat Mahesa kehilangan akal sehatnya, laki-laki itu meraung dan memukul beberapa pengawalnya hingga Yara yang harus turun tangan.

"Mahesa-"

"You slut!! Apa yang lo lakuin!? Kenapa bokap gue terobsesi sama lo?! Kenapa gue harus terperangkap sama lo!"

Yara mengerutkan dahinya, sedangkan Noel dan Citra, pengawal pribadi sekaligus asisten Yara berusaha melindungi Yara dari kelakuan brutal Mahesa.

Tapi gagal, Mahesa berhasil mendaratkan satu tamparan di wajah cantik Yara hingga Citra terpekik ngeri saking kerasnya.

Noel yang tersulut emosi  memukul balik wajah Mahesa hingga laki-laki itu sedikit terpental.

"Yara? Kamu dengar aku? Yara?" Tanya Noel begitu khawatir apalagi tamparan Mahesa membuat sudut bibir sebelah kiri Yara sedikit robek.

"Yara" sekarang suara pelan Mahesa terdengar kembali, membuat Noel dan juga Citra menjadi waspada.

"Ya..Yara? Oh God, Did I hurt you? Astaga... gu..gue, maaf Yara... gue minta maaf" ucap Mahesa dengan tangan bergetar juga isak tangis saat melihat keadaan Yara yang masih setengah tak sadar. Ia berusaha mendekati perempuan itu namun dihalangi oleh kedua pengawal Yara.

Perubahan emosi Mahesa yang drastis membuat Yara mengerinyit. Heran.

Apa yang terjadi?

"Yara... maafin gue-" Ucap Mahesa lirih ngebuat hati Yara tersentuh yang akhirnya ngebuat Yara beranjak dari tempatnya untuk duduk disamping Mahesa.

Membawa laki-laki itu ke pelukannya dan dibalas lebih erat oleh Mahesa.

"Gue... I'm okay, Sa"

....

"Gimana kabar kamu?"

"Buruk. Kabar saya buruk"

Reynald menghela nafas dan memijit pangkal hidungnya. Pertemuan dia dan menantunya selalu saja terasa sulit. Tapi dia tetap suka jika dikunjungi oleh Yara. Walaupun lidah Yara tuh tajam kalau lagi bicara sama Reynald tapi Yara tuh tipe menantu perhatian. Seperti sekarang nih, walaupun dia ngucap begitu, Yara dengan senang hati bikinin kopi untuk dirinya.

Yara mengambil duduk di depan Reynald yang lagi minum kopi bikinannya dan menatap mertuanya itu datar.

Dulu, Yara sangat suka dengan kegiatan dia ini, soalnya Reynald adalah teman diskusi bisnis yang Yara sukai.

Daripada hubungan mereka sebagai mertua dan menantu, Yara menyukai Reynald sebagai kolega bisnis.

"Sebenarnya apa yang om cari dengan pernikahan ini? Om tahu kan kalau saya dan Mahesa, kami berdua, gak akan bisa mewujudkan mimpi apapun yang om impikan"

Ten Days OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang