LI

515 72 4
                                    

Dalam tiga tahun terakhir, Yara gak pernah menyangka jika dirinya akan kembali bertandang ke kediaman Mahesa bersamanya dulu. Menurut Yara itu adalah hal yang mustahil. Soalnya banyak memori buruk membekas dirumah ini. Dan Yara lagi getol-getolnya menjauhi segala sesuatu yang membuat kenangan buruknya kembali.

Tapi apa mau dikata, cintanya pada sang sahabat membuat dirinya mau-mau aja menginjakkan kakinya lagi ke kediaman Mahesa ini.

Atau dia perlu bilang ini juga kediamannya?

Karena seingatnya, rumah yang sekarang disulap sedemikan rupa agar terlihat kayak taman bunga negeri dongeng ini adalah rumah yang Mahesa ingin berikan padanya namun sampai sekarang Yara enggan menanggapi hal itu.

Kembali ke rasa cintanya sebagai sahabat.

Takdir tuh gak ada yang tahu ya?

Nyatanya perpecahan Yara dan Mahesa membuka lembaran baru untuk cerita manis Ezekiel dan Kalina.

Mereka memutuskan untuk kembali merajut cerita bersama setelah beberapa kali ke-gep kumpul kebo oleh banyak orang.

Dan hari ini adalah hari pertunangan keduanya.

Jujur, acara ini sangat berbeda dengan milik Yara dan Mahesa dulu yang terkesan asal jadi. Mereka gak ada tuh tunangan dan segala macem. Yah, dulu kan memang gak melibatkan perasaan. Jadi terasa wajar jika mereka berdua gak terlalu mempersiapkan apapun.

"Selamat datang, Bu"

Sapaan itu membuat senyum kecil terukir diwajah Yara. Yang menyapanya adalah Pak Hasan. Melihat Yara tersenyum membuat Pak Hasan juga ikut tersenyum.

Pak Hasan masih setia menemani Mahesa walaupun laki-laki itu memiliki histori tempramen yang buruk.

"Gimana kabarnya, Bu? Semoga kabar ibu selalu baik"

"Biasa aja pak, kabar saya gak baik dan gak buruk juga. By the way, Kalina sekarang dimana? Kamar yang saya tempatin dulu ya?" Tanya Yara yang tidak mau terlalu banyak basa-basi.

Rasanya aneh aja. Semuanya terasa aneh.

Rumah ini dari dulu memang bukan tempat dia pulang, namun gak asing. Tapi sekarang semuanya sudah dia tak kenali.

"Bukan Bu, Non Kalina ada dikamar tamu ujung untuk dirias" Pak Hasan menunjuk kamar tamu yang berada diujung mendekati taman belakang yang akan menjadi tempat acara.

Oh.

Dia kira Kalina akan menempati kamarnya dulu untuk sementara.

Sebenarnya ya, Yara masih heran, kenapa si Kalina dan Ezekiel memilih untuk tunangan dirumah ini.

Semacam "Lo gak punya duit apa buat nyewa ballroom buat Tunangan? Atau dari sononya lo udah kikir?"

Tapi ya kan gak sopan, Yara nanyain itu saat hati sepasang lovebird itu sedang berbunga-bunga jadinya dia diem aja walaupun sedikit gak sreg.

"Kalau gitu saya nyamperin calon manten dulu ya, Pak-"

"Ibu mau minum atau makan dulu? Di dapur ada kok makanan-"

"Gak usah, Pak. Saya tadi juga sebelum kesini makan dirumah saya sendiri. Permisi ya Pak" ujar Yara dan langsung ngacir.

Dia beneran gak ada niat untuk lebih lama dirumah ini. Jujur deh, soalnya entah kenapa ya semua pekerja yang ada dikediaman Mahesa dari tadi kalau ngelihat dia malah senyum-senyum gitu.

Maksudnya apa tuh?!

Apa dandanan dia aneh ya?

"Makeup gue aneh ya?" Tanya Yara tanpa basa-basi saat sudah ada di dalam kamar tamu yang berisi ketiga temannya juga beberapa orang yang betugas untuk merias Kalina.

Ten Days OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang