XI

647 110 7
                                    

"Yang kamu alami sekarang adalah panic attack dan penyebabnya bisa apa saja tapi kebanyakan adalah peristiwa yang kurang menyenangkan-"

Lamunan Yara mengenai konsultasinya beberapa waktu lalu akhirnya terpecah saat tangan Mahesa mengelus pundaknya, membawa kembali dirinya pada kenyataan.

"Aku perhatiin kamu banyak ngelamun" Ujar Mahesa setelah mendapatkan perhatian Yara. Mereka lagi di ruang tengah menikmati kue kering buatan Yara yang dia buat untuk Om Reynald.

By the way, Om Reynald baru aja balik ke kediamannya setelah empat hari berada dirumah mereka.

Tinggal enam hari lagi.

"Mikirin kerjaan. Enak gak?" Tanya Yara saat ngelihat Mahesa yang menguyah kue kering buatannya.

Yara sebenarnya suka berkutat dengan urusan dapur terutama baking, tapi dia pemalas. Ini juga dia mau ngelakuin gara-gara kebakaran jenggot oleh ucapan Om Reynald yang seakan meremehkan dia.

"Ah, masa sih Yara bisa bikin kue? Lihat tuh jari-jarinya lentik begitu, kayak gak pernah ke dapur"

Panas hati Yara, Boy.

"Enak, boleh minta bikinin untuk stock di kantor gak?"

Mendengar kata kantor pikiran Yara kembali melayang ke ucapan Om Reynald sebelum pulang.

"Hubungan kalian mungkin rusak karena Mahesa tapi Om masih mau melihat kalian saling memperbaiki. Om minta tolong untuk kamu bisa bekerja sama ya. Hanya untuk sisa dari sepuluh hari permintaan, Om. Tolong bantu Mahesa untuk memperbaiki hubungan kalian"

Yara awalnya ogah tapi setelah berpikir rasanya tak adil jika dirinya menutup kemungkinan untuk mereka berdua bisa menjalani rumah tangga yang normal walaupun dari awal mereka adalah sebuah anomali.

"Mahesa, kamu inget gak kita gak pernah liburan berdua?"

"Hm?"

"Mau liburan gak? Tapi bener-bener kita berdua aja" Ujar Yara

Yara rasa seenggaknya inilah kesempatan yang masih bisa dia berikan. Dia mau melihat bagaimana Mahesa jika hanya dengan dia tanpa terdistraksi dengan adanya Arina.

Karena jika ada Arina maka Yara akan kalah telak.

"Suddenly?" Tanya Mahesa agak bingung. Mereka memang gak pernah liburan bareng, selalu saja ada orang lain yang ikut. Jika dipihaknya maka akan ada Arina dan kalau Yara akan memboyong dua pengawal setianya. Noel dan Citra.

"Kenapa? Gak bisa?" Tanya Yara balik.

Mahesa menatap Yara dalam "kalau dalam minggu ini belum bisa, schedule ku udah packed. Bulan depan bisa"

Yara menarik senyum.

Kalau bulan depan maka sudah beda cerita.

"Kalau begitu gak usah. Gak jadi deh" Kata Yara.

Dia sudah berusaha, kan?

Jadi kayaknya gak akan ada penyesalan apapun.

"Kamu mau banget ya liburan?" Tanya Mahesa setelah melihat Yara yang sudah bangkit dari duduknya.

Mahesa tiba-tiba panik.

Takut sang istri ngambek.

"So-so? Kalau bisa ya berangkat kalau enggak juga gak masalah. Dari dulu kan pada akhirnya semua keinginanku akan balik ke kamu" Jawaban Yara ngebuat Mahesa terkesan menjadi suami yang brengsek. Bukannya Mahesa gak merasa ya, dia tahu banyak keputusannya dalam rumah tangga mereka membuat Yara merasa terkekang.

Ten Days OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang