XIV

599 95 6
                                    

Setelah Mahesa pikir-pikir setelah dua hari mereka di Bali, dia mendapati jika istrinya tuh punya keinginan random yang on the spot dan kalau gak mau mood istrinya hancur seharian, maka sebaiknya dia menjadi suami yang bisa memenuhi segala keinginan Yara. Karena itu dia memutuskan untuk pindah dari Hotel ke Villa yang lebih fleksibel. Soalnya keinginan random Yara tuh selalu berhubungan dengan makanan. Kayak jam dua subuh kemarin, perempuan itu bangun dan mau makan mie instan.

Sebenarnya ya kalau di jam yang normal misalnya jam sepuluh malam, Mahesa masih bisa meminta staff hotel menyediakan keinginan Yara.

Tapi jam dua subuh?

Sehabis itu karena gagal makan mie instan, Yara mendiamkannya sampai pagi. Sampai perempuan itu bisa menyesap kaldu micin mie instan yang dia dambakan.

Mahesa terkekeh dan pikirannya terbang jauh.

Apakah kalau Yara hamil akan seperti itu?

Dih, kejauhan mikir ini laki!

"Mau ngapain hari ini?" Tanya Mahesa yang ikutan bergelung disamping Yara, mendusel ke istrinya.

Wangi Yara tuh bagi Mahesa bener-bener menenangkan.

"Minggir! Gerah!" Yara gak tahan banget kalau harus dikekepin sampai gak bisa nafas kayak yang Mahesa lakuin sekarang.

Mahesa gak bergerak malah lebih mendekap Yara terus mencuri beberapa ciuman dipipi istrinya.

Udah kelihatan kayak honeymoon gak?

Omong-omong honeymoon, mereka berdua gak pernah melakukannya. Setelah resepsi, mereka langsung aja melakukan aktivitas seperti biasa.

Kaku amat ya hidup :)

"Mahesa, stop-"

"Ini lagi dikasih pahala, masa nolak?"

"Huh?"

"Bertingkah kayak aku gini ke istri tuh jadi pahala buat istri"

Prettt...

"Jadi kalau lo kayak gini sama Arina, itu artinya dosa lahir batin buat dia?"

Kena kan lo! Makan tuh!

"Jangan mulai, Yara" Ujar Mahesa pelan, lama hidup bersama membuat dia paham semakin dia berkeras menyuruh Yara berhenti maka akan keras juga keinginan perempuan untuk memberontak.

"Gak, gue gak mulai. Nanya aja, kalau gak jawab, juga gak apa-apa bos"

Mahesa berdecak namun masih setia untuk memeluk Yara yang lagi asyik mantengin online shop skincare di toko oren.

Walaupun Yara punya duit banyak dia tetap belanja di toko oren dan kalau gak ada bonus free ongkir, dia gak jadi belanja :)

"Beli aja sih, jangan kayak orang susah" celetuk Mahesa pas ngelihat Yara gak jadi checkout skincare karena kehabisan bonus free ongkir.

"Besok aja. Promo gratis ongkirnya ada besok. So, balik ke topik sebelumnya, gue penasara-"

"Aku, Yara. Gak enak banget denger kamu pakai gue" Potong Mahesa.

Dia sudah mulai terbiasa mendengar Yara memakai aku-kamu dengannya. Ini perkara cemburu sih, soalnya Yara ke Noel selalu aja memakai aku-kamu, sedangkan dengan dia?

"Gue penasaran, lo izin sama Arina gak? Kan gak lucu kalau dia ngamuk pacarnya gue gondol"

Mahesa menghela nafas terus bangun dari posisi tidurnya untuk menangkup wajah Yara.

Ten Days OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang