"Bagus gak?"
Yara yang lagi asyik membaca majalah fashion akhirnya menoleh kearah Noel.
Senyum manisnya terbit seketika.
"Nah, kalo gini kan bagus. Ganteng!" Puji Yara yang sudah berdiri untuk mendekat ke arah Noel.
Yara pagi tadi dibuat pusing dan kesal saat melihat kemeja yang dipakai Noel kehilangan kancing dipergelangan tangannya dan bisa-bisanya laki-laki itu memilih untuk memakai peniti untuk menanggulangi kancing yang hilang itu.
Maksud Yara, ganti gitu loh bajunya tapi Noel bersikap bodoh amat membuat Yara kesal setengah mati.
Jadi, setelah mereka menyelesaikan meeting sambil sarapan dengan klien, Yara memboyong Noel ke salah satu high-end store untuk membeli beberapa potong kemeja.
"Kata kamu, aku udah ganteng duluan"
"Ganteng tapi kucel gak banget" balas Yara yang sedang memilih beberapa dasi yang cocok untuk Noel pakai.
"Ini coba dulu. Mba, tolong dipasangin ya" pinta Yara setelah memilih tiga dasi yang dia rasa cocok untuk Noel. Sembari menunggu Noel selesai dengan dasinya, Yara memilih untuk berkeliling store. Matanya terpaku pada tiga stelan jas.
"It's the newest item, Mam. Baru tiga hari di display" Ujar seorang sale assistant saat melihat Yara yang begitu lamat melihat beberapa stelan jas.
"Oh ya?"
"Iya bu, dan hanya dijual beberapa piece. Di store ini cuman ada dua piece untuk masing-masing stelan"
"Saya ambil masing-masing satu kalo gitu. Tolong dibungkus untuk kado ya"
"Baik bu, dengan senang hati. Apakah ada nama penerimanya bu?"
Yara terdiam sebentar. Namun setelah itu dirinya menatap sang sales assistant dengan senyum kecil.
"Saya boleh minta kertas dan pulpen? Saya tulis saja"
"Baik bu. Silahkan duduk dulu, Bu" kata sang sales assistant sebelum meninggalkan Yara untuk mengambil kertas dan pulpen sesuai permintaan perempuan itu.
Sedangkan Yara lagi-lagi berkeliling dan sekarang dirinya tertuju pada etalase dimana dasi-dasi dengan harga tak masuk akal berjejer.
"Dasi kalau warnanya Navy pasti bakal cocok ke banyak warna kemeja"
Yara menggeleng pelan berusaha untuk tak mengingat sesuatu.
Atau lebih tepatnya seseorang.
"Ini untuk kertas dan pulpennya bu. Ada yang bisa saya bantu lagi bu? Ada dasi yang menarik perhatian ibu?"
Yara tak menghiraukan suara itu, tatapannya tertuju pada dasi berwarna navy dengan aksen diagonal yang memberi kesan mewah dan maskulin.
Dalam benaknya, dia sudah membayangkan seseorang memakai dasi itu.
Tampan.
"Yara?" Panggilan dari Noel yang sudah ada didekatnya akhirnya membangunkan Yara dari lamunannya.
"Iya? Wah! Bagus banget di kamu! Saya ambil dasi yang dia lagi coba ini juga ya" Ujar Yara dengan nada senang sedikit dibuat-buat.
Menyembunyikan kepanikan yang sekarang melanda dirinya.
"Baik bu" balas sales assistant yang kini membantu Noel untuk melepas dasi yang dia coba.
"Ada yang lain bu?"
"That's all dan ini untuk penerima kadonya. Tolong dikirimkan ke mereka langsung ya" jawab Yara sambil memberikan kertas dengan nama yang sudah dia tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Days Operation
Fanfiction"Ten days. Give him ten days to fix everything. Kalau memang tak bisa diselamatkan lagi, maka kamu bebas melakukan apa yang kamu mau" Photos Credit : Pinterest