"Tiga jam malam itu adalah tiga jam yang paling mengerikan di hidup gue. Sial banget ya? Seharusnya gue sadar amukan lo diawal tahu kita dijodohkan beralasan. Gue punya porsi kesalahan gue sendiri. Gue minta maaf karena gak peka jika hati lo sudah dimiliki yang lain"
"Seharusnya gue gak terbuai dengan perkataan lo hingga gue beneran jatuh cinta sama lo. Untuk cinta gue pada lo, gue minta maaf"
Mahesa menutup matanya, berharap bisa menghapus adegan dimana Yara mengatakan itu padanya. Rasanya begitu sakit.
Hatinya begitu sakit saat mendengar Yara meminta maaf untuk cintanya.
Sekarang dirinya masih berada di apartemen. Sendirian. Dan tak bisa tertidur sama sekali bahkan saat hari sudah mulai menerang.
Tanpa Mahesa ketahui, Yara sudah memanggil Noel untuk menjemputnya kemarin malam. Dia meninggalkan Mahesa yang sudah memohon untuk Yara tak pergi.
Mahesa memohon agar Yara sudi memberi kesempatan untuknya.
"Lo bisa panggil Arina"
"Arina, Arina, Arina!! Kenapa selalu dia yang kamu sebut!!! Aku maunya kamu!!" Teriak Mahesa yang kini telat melempar vas bunga berbahan kaca ke dinding apartemen.
Setelah Yara keluar dari apartemen. Dimulailah tantrum Mahesa.
Mahesa mengusak kedua matanya kasar, air matanya tak kunjung mengering.
"Kenapa kamu harus minta maaf? Kamu mencintai suami kamu sendiri. Aku yang salah. Maafin aku Yara" guman Mahesa tergugu.
Dirinya benar-benar menyesal.
Namun apakah penyesalan akan dapat membuat Yara kembali.
Ya enggaklah!
Situ siapa?!
"Yara. Aku- maafin aku. Aku janji akan memperbaiki semuanya. Jangan begini-"
Dan lagi, Mahesa tak bisa melanjutkan perkataannya karena terlalu sedih ditelan penyesalan.
....
Yara juga tak tertidur namun dengan alasan yang berbeda. Dia sedang sibuk menelisik wajah Noel yang terlelap disebelahnya.
Setelah menjemput Yara, Noel memang langsung merebahkan dirinya di kasur milik Yara dan tak menunggu lama, laki-laki itu tertidur. Mungkin karena kelelahan.
Hal seperti ini bukan hal baru. Yara sudah bilang kan jika mereka tumbuh besar bersama dan mereka benar-benar dekat dari kecil. Jadi hal yang mereka lakukan ini tergolong biasa. Bahkan jika Giovanne melihat keduanya, bukannya marah laki-laki itu malah mengambil hpnya untuk mengabadikan momen itu.
Kembali lagi pada Yara yang sedang serius menghitung bulu mata Noel hingga laki-laki itu merasakan nafas hangat Yara saking dekatnya Yara.
Noel membuka matanya perlahan dan sudah disuguhi Yara dalam jarak dekat.
"Ih! Kok bangun?! Jadi gagal ngitungnya!" Sebal Yara yang kini lagu mencoba menutup paksa mata Noel namun si empunya gak membiarkan hal itu terjadi.
"Orang udah bangun masa disuruh nutup mata lagi. Aneh!"
"Ish! Lagi asyik juga, tadi udah ada 20-an yang aku hitung"
"Daripada hitung bulu mata, mending kita ngitung duit"
"Money obseo"
Noel ketawa kenceng lalu mengapit hidung Yara. Gemas.
"Kalau kamu gak punya uang, aku ini apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Days Operation
Fanfiction"Ten days. Give him ten days to fix everything. Kalau memang tak bisa diselamatkan lagi, maka kamu bebas melakukan apa yang kamu mau" Photos Credit : Pinterest