XXXIV

484 81 5
                                    

Giovanne yakin cepat atau lambat seseorang dsri Pradikarsa akan menemuinya. Dia modal yakin aja dulu, dia kira yang datang menemuinya adalah Reynald Pradikarsa ternyata salah.

"Pah"

Hm...

Giovanne sebenarnya gak sudi dipanggil Papah oleh orang yang sudah berdiri dari duduknya seakan-akan menyambutnya.

Tapi kan gak mungkin dia bilang "It's Pak Gio for you" kesannya dia salty banget dengan calon mantan menantunya.

"Duduk, Sa" Suruh Giovanne. Padahal Mahesa bener-bener baru bangkit dari duduknya dan lumayan riweuh, tapi Giovanne gak perduli. Dia suka aja ngelihat Mahesa kesulitan.

Hitung-hitung latihan. Soalnya setelah ini Giovanne sudah menyiapkan berbagai kesulitan untuk Mahesa juga Pradikarsa.

"Ada apa kamu kesini? Seingat saya, kamu gak pernah mau ketemu saya. Kamu orang yang terakhir saya bayangkan akan menemui saya. Saya kira kamu akan berlindung dengan ayah kamu lagi"

Sindir-menyindir adalah kelakuan tak terpuji Pak

Mahesa menatap Giovanne gugup tapi melebihi kegugupannya ada hal yang kentara dapat terlihat dibinar mata Mahesa.

Keputusasaan.

Ini sudah dua hari berlalu dari percakapan dirinya dan Yara. Perempuan itu tak pernah lagi terlihat sejak dini hari kala itu. Mahesa menyuruh beberapa orang kepercayaannya untuk mengikuti sang istri dan berakhir dengan sakit hati.

Yara memilih untuk menghabiskan waktu bersama Helios dan teman-temannya yang lain. Mengunjungi berbagai macam tempat hiburan malam. Dari satu club ke club yang lainnya. Dan semua foto yang didapatkan oleh Mahesa dari orang kepercayaaanya adalah kebersamaan Yara dan Helios. Mereka berdua terlihat begitu bahagia sembari memeluk satu sama lain. Senyuman juga selalu mengembang dari semua teman-teman Yara. Ezekiel juga ada disana.

Adiknya sendiri bahkan tak perduli dengan dirinya.

"Yara sudah dua hari ini gak pulang ke rumah, Pah"

"Oh itu. Saya tahu kok. Kamu gak perlu khawatir. Disana juga ada Noel. Kamu khawatirin diri kamu saja"

Giovanne bohong. Dia gak tahu apa-apa tentang keadaan sang putri. Dia lagi mogok untuk bicara sama Yara karena kemarin-kemarin putrinya lebih memilih untuk mengurus Mahesa bahkan saat Giovanne sudah memohon untuk tidak. Tapi tidak serta merta dirinya lepas tanggungjawab begitu saja. Dia selalu meminta Noel untuk memperhatikan gerak-gerik Yara.

Yang ini dia akui dia kecolongan.

Dia harus meminta Noel untuk mencari Yara.

"Dia masih istri saya dan saya harus khawatir dengan keberadaan dia. Dia- dia pergi bersama Helios"

Giovanne rasanya mau mendengus kasar.

"Kenapa anak si Iyan ikutan juga?! Bikin pusing!"

Namun demi menjaga image-nya, Giovanne menahan semua kekesalannya dan hanya menunjukkan wajah lempem.

"Kamu sadar ngomongin ini sama saya? Kamu secara gak langsung bilang anak saya selingkuh? Ngaca Mahesa, yang main gila sama orang lain itu kamu atau Yara"

Giovanne gak pernah diberitahu oleh sang anak mengenai Mahesa yang memiliki perempuan lain. Tapi dia gak sepasrah itu untuk mengetahui keadaan putrinya. Dia punya banyak uang yang siap dia gelontorkan untuk bisa tahu keadaan anaknya.

Awalnya saat dirinya tahu mengenai Mahesa dan sekretarisnya yang bernama Arina itu, Giovanne gelap mata. Dia langsung meminta supirnya untuk menyiapkan mobil untuk membawanya ke kediaman Mahesa dan Yara. Namun nyatanya dia kurang cepat dari sang anak. Anaknya sudah ada di depan pintu kamarnya, memeluk Giovanne erat agar dirinya tak bisa bergerak kemana-mana.

Ten Days OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang