Bab 26 From Hate to Love

123 51 258
                                    


Up lagi dong...😍

Yuk yuk.. merapat..🤗

Siap jadi saksi Bastian dan Livia temenan nggak?🤩

Jangan lupa vote dan koment di setiap paragraf ya guys...😊

~HAPPY READING~

Dengan langkah buru-buru Bastian segera memasuki kamar sambil membawa laptop yang baru saja ia pinjam dari temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah buru-buru Bastian segera memasuki kamar sambil membawa laptop yang baru saja ia pinjam dari temannya. Ia mendudukkan diri di atas kasur dan langsung membuka akun email miliknya. Kedua bola mata Bastian menyipit saat mengamati foto lama yang baru saja sepupunya kirim. Dengan teliti cowok itu berusaha mencari foto anak perempuan yang dulu pernah ia tolong dengan ingatan terbatas.

Bastian meraih ponselnya lekas menghubungi seseorang.

"Ma, cewek yang berdiri paling ujung pakai gaun putih dan bandana pink itu siapa?"

"Yang pakai gaun putih dan bandana pink banyak Ga, itu emang dresscode yang dipakai waktu acara ultah gue. Gimana sih lo?"

Bastian mengembuskan napasnya gusar. Ia baru sadar bahwa pakaian yang dipakai semua anak perempuan itu berwarna putih.

"Gue kasih tanda centang aja di foto yang gue maksud. Gue kirim balik ke lo."

"Gue sibuk. Tugas gue banyak. Lo ngapain sih ganggu gue bahas soal foto jadul itu?"

"Gue tunggu balesan lo selama lima menit. Janji, setelah ini gue tf lo satu juta buat bayar waktu lo yang terbuang." bujuk Bastian agar sepupunya itu mau membantu.

"Nah, gitu dong, itu baru Abang gue. Oke... wait, gue buka email lo nih."

Sembari menunggu balasan email dari sepupunya, Bastian langsung mentransfer uang yang ia janjikan ke rekening milik Risa Atmanevia Negara atau biasa ia panggil Atma memalui ponsel pintarnya. Pikirian cowok itu kembali melayang pada cerita Livia tentang seorang lelaki kecil yang pernah menjadi pahlawannya. Jika tebakan Bastian benar, gadis kecil yang waktu itu menangis dan menerima kuenya adalah Livia yang saat ini bersamanya. Dan lelaki pahlawan itu adalah dirinya.

"Ck! Gak mungkin." Bastian berdecak tidak percaya saat membuka pesan balasan dari Atma. Apalagi setelah mengetahui fakta bahwa gadis yang ia maksud benar Livia Almahera.

"Jadi lo emang cewek yang waktu itu," Senyuman di bibir Bastian semakin melebar. Tak disangka gadis yang selama ini menarik perhatiannya ternyata kenangan di masa lalunya. Seseorang yang menganggapnya sebagai pahlawan dan ia harap akan hadir lagi di dalam kehidupannya. Mengetahui itu, tingkat kepercayaan diri Bastian spontan meningkat jadi berkali-kali lipat.

****

Sementara di kamarnya, Bastian sedang dimabuk asmara, Livia yang ada di kamar sebelah masih gelisah sambil menggigiti ujung kukunya menunggu pesannya dibalas oleh seseorang. Ia duduk di atas kasur sembari mengamati dua buah lukisan dengan pikiran bercabang. Nama 'Gaga' yang tercantum di dalam kedua gambar itu benar-benar membuatnya resah.

365 Days (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang