Hallohaaa....
Apa kabar kalian semua?
Sehat?
Lagi pada sibuk apa nih sekarang?
Sudah siap buat baca part ini?
Jangan baper sendirian ya guys...
Kalo bagus, bagi2 juga ke teman2 kalian
~Happy Reading~
Bastian
Far, bisa ketemu?
Ada yang mau aku omonginFara
kapan?
Bastian
malam minggu di café biasa ya
Fara
oke
2 hari kemudianBastian mengenakan kaos hitam dipadu kemaja kotak-kotak berwarna navi dengan lengan digulung sampai siku dan celana jins biru. Dengan sabar ia terus menunggu Fara-kekasihnya di sebuah café mewah yang ada di Jakarta. Tempat yang telah mereka sepakati untuk bertemu.
Jemari Bastian mengetuk-ngetuk meja tidak tenang dengan raut wajah gelisah. Beberapa kali cowok itu menengok ponselnya yang mati kemudian menyalakannya lagi untuk melihat pesan. Namun, lima belas menit berlalu ia belum juga menemukan tanda-tanda Fara akan datang. Bahkan sekadar memberinya kabar saja tidak.
Bastian menghela napas panjang. Ia mulai lelah dan bosan. Saat tanpa sengaja memutar tubuhnya ke belakang, ia malah menemukan gestur Fara yang tengah terburu-buru berjalan ke arahnya. Bastian menajamkan pandangannya menatap seseorang yang baru saja berpisah dengan gadis itu. Bayu?
"Hai, maaf ya baru datang. Kamu udah lama di sini?" tanya Fara terlihat gugup. Gadis itu menarik kursi dan duduk di depan Bastian sambil tersenyum kaku.
Bastian masih memperhatikan seseorang yang tadi bersama Fara hingga hilang, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada gadis di hadapannya. "Lumayan."
"Lihatin apa sih? Serius banget kayaknya. Oh, iya, udah pesan minum?" Fara mengernyitkan dahinya heran melihat tingkah Bastian yang aneh.
"Nggak, cuma lagi lihatin sekitar aja. Udah lama ya kita nggak ke sini." sahut Bastian beralasan. "Pesan aja, aku emang sengaja nungguin kamu."
Fara hanya mengangguk dan menuruti apa yang diperintahkan Bastian. Barulah setelah beberapa menit kemudian pelayan datang membawakan minuman yang mereka pesan. Secangkir kopi panas dan matcha menemani kebersamaan keduanya yang sempat hening.
Bastian menghela napas pelan sebelum mengutarakan isi hatinya kepada Fara. Malam ini, ia akan jujur mengenai perasaannya yang memang sudah hilang padanya. Bukan suatu hal yang mudah melakukan ini baginya. Cowok itu butuh waktu lama untuk mempertimbangkan keputusan yang mungkin akan mempunyai dampak besar terhadap orang-orang di sekitarnya. Namun, tekad Bastian sudah bulat. Ia tidak bisa menjalani apa yang memang hatinya sudah tidak ingin. Ia bukan sedang egois. Ia hanya berusaha mengejar apa yang sudah membuat dirinya merasa bahagia.
"Ga, sebenarnya apa yang mau kamu omongin sama aku?" tanya Fara merasa cemas. Ia menatap Bastian dalam, ingin mencari tahu alasan kenapa cowok itu mengajaknya bertemu.
"Aku mau mengakhiri hubungan kita, Far." tekan Bastian seraya menatap Fara begitu lekat.
Fara terdiam mendengar itu. Sementara Bastian hanya bisa menghela napas pasrah. Ada hening yang tercipta sebelum salah satu di antaranya kembali berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days (End)
RomanceIni adalah kisah gadis bernama Livia Almahera bersama 365 harinya. Livia tidak mengira jika keputusannya menerima tawaran kerja di apotek akan membawa dampak besar terhadap hidupnya. Terlebih apa yang ia impikan untuk kuliah bisa terwujud. Ia menjad...