3

379 30 0
                                    

Panas.

Satu kata itu yang mampu bright ucapkan mengenai keadaan kamar nya saat ini, ditambah lagi disana ada win dan pond yang entah apa yang sudah mereka lakukan sebelumnya, yang jelas dimatanya pond saat ini sudah tidak mengenakan atasannya, dan win yang entah bagaimana kemejanya terbuka lebar, sial.

Mata bright menajam, kesal, bingung, cemburu. Lengkap sudah.

Pond buru-buru bangkit dari posisi ambigu nya, setelah sebelumnya dia terpeleset jatuh menimpa win yang tengah berbaring dilantai karena kepanasan, dan tepat sekali bright melihat adegan itu, ya, hanya adegan pond menimpa win.

Tapi bright sudah terlanjur salah paham.

"eh, lo dah balik" kata win gugup, dia bisa dengan jelas melihat wajah bright tertekuk, kesal, sampai wajahnya merah. Win takut. Begitu juga dengan pond.

"ngapain lo?!" ujar bright mencoba tenang, tapi justru semakin terlihat menyeramkan. "gk ada, gw kepleset, terus jatoh, udah gitu aja, sumpah" kata pond cepat, dia tidak mau jadi musuh bright, seperti love.

Pond bangkit dari posisinya, begitu juga dengan win, bright sedikit mulai melunak, dia takut win dan pond macam-macam, lagi pula kalau sampai itu terjadi sudah pasti pond sekarang sudah berada dirumah sakit.

Bright berjalan menghampiri kasurnya, melempar tas dan sepatu nya asal. Pond yang tau saat nya untuk pergi, segera mengambil baju nya yang berserakan, dan pamit pada win.

Sekarang hanya tersisa win dan bright saja, didalam kamar kost mereka yang panas ini.

"taro yang bener sepatu nya, tas juga" ingat win pada bright yang tampak acuh tapi tetap mematuhi omelan win meski mulutnya terkunci rapat.

"lo marah?" tanya win, melihat bright tidak mau sekedar menyentuh seujung kuku win sekalipun, lebih terkesan menghindar dari kontak fisik dengan win.

"ngapain?" balas bright cuek, win mengangguk, iya juga ya, kenapa marah? Kan win nggak ngapa-ngapain sama pond.

"AC nya rusak?" tanya bright setelah dia merasa cukup tenang dan mulai bertanya-tanya kenapa kamar nya bisa sepanas ini "nggak tau, mungkin iya" jawab win asal, setelahnya bright lekas mencari nomor seseorang diHp nya dan mulai menelepon orang itu.

"halo, siang pak. Saya Bright, ini AC saya rusak, bisa tolong dibenerin"

"..."

"Ah, oke pak, oke.. Hmm.. Oke"

"..."

"iya pak, nggak apa-apa, terima kasih"

"..."

Tut.

Win menatap bingung bright, yang bisa win simpulkan, bright habis menelepon teknisi AC.

"Baru bisa kesini besok orang teknisi nya, hari ini jadwal penuh" kata bright pada win yang dari tadi menatapnya, win mengangguk.

"Anjir, bakal panas-panasan dong kita malem ini" kata win, bright mengangkat bahu nya acuh.

"lo bisa nginep dikost temen lo kalo mau, dikost pond mungkin" bright mencoba memberi solusi, tapi malah seperti orang yang masih menyisakan cemburu pada adegan beberapa saat tadi antara win dan pond.

"nggak ah, ntar lo makin cemburu" kata win iseng

"emang"

"hah?"

"emang gw cemburu!"

Setelahnya bright keluar dari kamar meninggalkan win yang terheran-heran.


DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang