Pukul 08.30 malam win sudah berada didepan rumah love lagi, mereka sudah selesai menonton film dibioskop. Mereka berdua masih duduk diam didalam mobil win, love ingin mengatakan sesuatu, tapi dia urungkan.
Win yang melihat love tak nyaman, lekas memulai percakapan "hmm.. Love? Kamu gak apa-apa?" kata win, dia takut love tidak suka dengan 'kencan' pertama mereka.
Love menoleh ke win, dia mengerjapkan mata nya berkali-kali, sebelum akhirnya mengangguk.
"iya kak, aku gak apa-apa kok, makasih ya untuk hari ini" kata nya, sambil tersenyum, kemudian melepaskan sabuk pengaman yang dia kenakan.
Win mengangguk, syukurlah love tidak apa-apa, ini semua karena love yang mendadak diam setelah keluar dari restoran Jepang tadi.
Win dan love keluar dari mobil, love sudah bersiap untuk masuk kedalam rumah nya, tapi kemudian dia berbalik, dan dengan kecepatan cahaya bibir nya dia letakan dipipi kiri win.
Cup.
Manis, kecupan manis mendarat dipipi mulus win, love kemudian menunduk dan berlari masuk kedalam rumah meninggalkan win yang terdiam dengan senyum tipis dibibir nya.
"gadis nakal.." kata win, kemudian dia masuk kembali kedalam mobil nya dan melaju meninggalkan rumah love.
Sedangkan dibalik pintu coklat rumah love, love masih berdiri disana.
Jantungnya berdegup kencang, kalau bukan buatan tuhan sudah pasti lepas dari tempatnya.
Dia merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa-bisa nya dia melakukan itu kepada win, wajahnya merah padam, malu setengah mati.
"aduuhh, bego banget sumpah, pake cium-cium pipi segala" sesalnya, dia tidak tau besok harus dia letakan dimana wajah nya ini.
Ya kalau mau menyalahkan, salahkan wajah win yang terlalu tampan itu.
Kemeja hijau itu begitu indah dan pas dibadan win, love tidak bisa menghilangkan bayangan win yang berjalan didepannya, dengan kemeja itu. Belum lagi senyuman manis milik win, Ya Tuhan, love beruntung tidak pingsan saat kencan tadi.
"hayo.. Abis ngapain lo ha?!"
Love tersadar, dia melihat kakaknya berjalan menghampiri nya dengan tatapan curiga.
"apaan, ya gak ngapa-ngapain lah, aneh" kata love cepat, yang justru semakin membuat Panly curiga.
Mata nya yang tajam itu semakin tajam saat panly menyipitkannya.
"awas lo ya macem-macem, gw aduin mama papa mampus" ancam panly, kemudian dia berjalan meninggalkan adiknya, dia tersenyum senang, akhirnya adik kecilnya itu punya pacar juga, oh tidak, gebetan, masih terlalu dini untuk disebut pacar.
Setelah panly pergi, love berlari masuk ke kamar nya, dia lekas mandi dan mengistirahatkan tubuhnya diatas kasur pink miliknya.
Pikiran nya melayang jauh saat dia dan win kencan tadi, menonton film romantis, yang sad ending..
Setelah itu makan sushi dan mulai bercerita A sampai Z.
Yang bisa love simpulkan adalah kedekatan antara Bright dan Win yang manis. sepanjang obrolan mereka, win terus menyebut nama bright, bercerita ini itu seolah tidak ada waktu lain.
Dan love menyimak semuanya dengan baik, dari cerita win, bright itu orang yang baik, posesif dan hangat. Ah pria idaman, tapi tetap saja, win lebih baik.
"apa suatu saat aku bisa ya kayak kak bright?" ucap love, dia iri dengan bright yang terus disebut oleh win, belum lagi wajah win yang memancarkan kebahagian setiap bercerita mengenai kelakuan absurd bright.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionBright rasanya mau mati ketika mendengar win berkata "..Lo udah janji, jadi tolong.. Please terima dia, Tepatin janji lo ya bri.." setelah mereka having sex, membuat bright sesak. "but win, can we still together after that?" bright masih mencoba u...