13

373 33 4
                                    

Sudah tiga hari terhitung win jadi kekasih bright, dan sejauh ini yang tau tentang hubungan mereka hanya mereka berdua.

Ini semua karena win yang memaksa bright untuk backstreet, win belum siap untuk membagikan cerita bahagianya dengan orang lain, dan bright mau tidak mau setuju saja asalkan itu tidak berimbas buruk.

Dikampus win dan bright tetap bersama, meskipun kalau dilihat lebih teliti lagi, win jadi lebih banyak malu-malu ketika bersama bright.

Bahkan bright terkesan menempel dengan win, kemana win pergi disitu ada bright. Bright seolah tidak mau jauh dari win.

Seperti saat ini, win sedang duduk menyeruput jus mangga nya dimeja kantin dengan malu-malu, dan semua itu disaksikan oleh bright yang duduk didepannya. Meja yang panjang itu hanya diisi dengan mereka berdua, itu semua karena bright yang menatap tajam siapa pun yang berani duduk dimeja mereka.

"bri, jangan gini lah, gak enak, yang lain juga bayar UKT kali" omel win saat melihat bright yang terus menatap tajam orang-orang disekitarnya.

"ya, besok aku bayar double, kalo perlu meja dan kursi ini aku bayar" kata bright enteng.

Win memutar bola matanya dengan malas, sifat bright yang posesif ini selalu berhasil membuat win kewalahan.

Akhirnya dia pasrah, dan memilih untuk kembali menyedot juss mangganya.

"kamu mau?" tanya win saat melihat bright yang menatapnya sedang menyeruput juss mangganya.

"nggak" katanya, tapi kemudian pikirannya berubah, dia tarik gelas win, dan mulai menyedot juss mangga win menggunakan sedotan yang sama.

Pipi win memerah, bahkan hal kecil seperti itu saja berhasil membuat pipinya berubah warna.

Dan ditambah lagi fakta bahwa bright itu tidak suka juss mangga, tapi hari ini bright mau minum juss mangga win.

"enak?" tanya win saat melihat bright selesai menyedot juss mangganya, bright mengeryitkan dahinya, merasakan anehnya rasa juss mangga dimulutnya, seperti muntahan bayi katanya.

Tapi kemudian dia mengangguk saja. Win tertawa kemudian menggelengkan kepalanya, dia jelas tau bright bohong.

"abisin kalo enak, nih" katanya menantang bright, bright berdecak "boleh, tapi..."

"sedotannya diganti pake bibir kamu" lanjut bright pelan setengah berbisik.

Wajah win kembali merah, hari ini sudah tak terhitung berapa kali wajahnya merah.

"tolol ish, jangan ngomong kayak gitu disini!" omel win sambil mencubit lengan bright, bright mengaduh kesakitan.

"berarti kalo di kost boleh ya?"

"oalah bright vachirawit mesum!"

❤❤❤❤

Win dan bright berjalan bersama menuju gedung fakultas mereka, tangan mereka bertaut dengan manis, ini semua hasil paksaan bright.

Bright mengancam akan berteriak dan mengumumkan status mereka ke publik jika win tidak mau menautkan tangannya dengan bright.

Karena win masih waras, dan mau hidup tenang, akhirnya dia menyetujui, dan begitulah.

Win sendiri heran, kenapa win malu-malu ketika bright menggandeng tangannya, padahal dulu win dengan seenak jidatnya menggandeng tangan love kesana kemari.

"bri, kalo teman-teman kita liat gimana?" kata win, mata nya sibuk melirik kesana kemari memastikan tidak ada yang melihat mereka.

Bright berhenti melangkahkan kakinya, begitupun dengan win. Sudah sejak keluar dari kantin tadi win berisik, memangnya kenapa kalau orang lain melihat mereka? Atau jangan-jangan..

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang