Bright berjalan menuruni satu per satu anak tangga bersama duo sohibnya, dew dan nani. hari ini mereka hanya ada 1 kelas di jam 4 sore dan ini sudah 5 menit sejak kelas nya selesai.
Bright juga sudah mengosongkan semua jadwal nya untuk hari ini, dia mau langsung pulang ke kost saja untuk menjaga win.
Win sendiri hari ini tidak masuk kelas, dia masih belum sepenuhnya sehat, jadi bright melarangnya masuk kelas, meskipun win awalnya ngotot tidak mau.
"win sakit apa bri?" kata dew, dikelas tadi bright sedikit cerita soal win yang sakit.
"hah? Win sakit? Sakit apa?" kata nani, dew mengeryitkan dahi nya, perasaan tadi bright cerita ada nani juga, tapi yasudah bodo amat, mungkin nani tidak mendengar.
"demam, tapi tadi pagi sih udah turun demam nya, cuma masih lemes aja dia"
Nani dan dew ber oh ria.
Triiing
Ponsel bright berdering didalam tas nya, dia lekas berhenti sebentar dan mulai memeriksa ponselnya.
"kalian duluan aja gak apa-apa" kata bright pada nani dan dew, yang kemudian dibalas dengan anggukan dari kedua temannya.
Nama 'bunda win' terpampang diponselnya, bright lekas menggeser tombol hijau dan memulai percakapan.
"Halo bun?"
"halo briii, win sakit ya? gimana kondisi nya?" bright dapat mendengar suara bunda win yang khawatir
"win udah mendingan bun tadi pagi, tapi hari ini bri tetap gk ngebolehin dia masuk kelas"
"syukurlah, untung ada kamu, makasih ya udah jagain win, maaf win nyusahin kamu terus.."
"iya bun sama-sama, bri seneng kok jagain win" kata bright sambil tersenyum, meski tidak ada yang melihat.
"jagain nya jangan sebentar, selama nya dong.. Hehe" bunda nya win menggoda bright, memang bunda win itu suka sekali menggoda kedua anak ini.
"hehe ya kalo bunda merestui, bri langsung cari penghulu ini" balas bright, ah pantas saja bunda win suka menggoda bright, karena selalu dibalas dengan bright.
"waduh, langsung mau dinikahin, lulus dulu atuh jang!"
"iya-iya, tahun depan berarti boleh ya?"
"iya boleh, abis wisuda siangnya juga gak apa-apa. Ah udah dulu bri, ini bunda ada tamu, kamu jaga kesehatan ya sayang, titip win ya"
"hehehe iya bundaaa, oke-oke, bunda juga, jaga kesehatan, salam buat ayah"
"iya, nanti bunda salamin, dadah bri"
"iya bun.."
Tut.
Bright menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, percakapannya tadi dengan bunda win manis sekali, seperti dengan mertuanya. Memang bunda win ini mertua idaman.
"jadi pengen cepet lulus, biar bisa ngajak win nikah" kata bright sambil memasukan ponselnya dan melanjutkan langkah kaki nya.
Sedangkan disisi lain, ada seorang gadis yang sejak tadi menguping panggilan telepon bright dan bunda win.
Gadis berambut coklat panjang itu terdiam, sepertinya firasat nya selama ini semakin benar.
Bright memang menyukai win, bukan seperti yang dibilang Tu atau prim, hanya seperti hubungan saudara, atau teman. Tapi rasa suka antara 2 orang manusia, rasa suka yang sama yang dia miliki untuk win.
"pantes.. kak bright selalu gak suka liat aku sama kak win.." gumamnya, mengingat ingat setiap moment dirinya bersama win, yang disertai tatapan tidak suka bright.
![](https://img.wattpad.com/cover/342177348-288-k658868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionBright rasanya mau mati ketika mendengar win berkata "..Lo udah janji, jadi tolong.. Please terima dia, Tepatin janji lo ya bri.." setelah mereka having sex, membuat bright sesak. "but win, can we still together after that?" bright masih mencoba u...