Bright menatap win didepannya yang terdiam kikuk, bright tau win gugup, sudah nampak jelas sekali diwajah win itu.
Bright kali ini sudah duduk dilantai dengan punggungnya yang bersandar disisi kasur, win sendiri duduk dipangkuannya, matanya melirik kesana kemari.
Bright terkekeh, melihat win didepannya yang menggemaskan sekali, jangan lupa bahwa win masih belum memakai celananya, untung saja baju piyama nya besar, jadi menutupi pinggangnya juga 'adik' nya itu.
"kenapa? nggak mau ya?" tanya bright pada win yang masih setia diam, win dengan cepat menggeleng, bukan dia tidak mau, dia malu.
Ini pertama kalinya dia melakukan hal ini, dan wajar bukan kalau dia sefrustasi ini?
Melihat bright yang nampak sedih, win memantapkan hati nya, dia harus membalas bright, persetan dengan ukuran milik bright yang entah muat atau tidak dimulutnya.
"t-tapi kalo-"
"sst! Santai win, santai aja ya.." kata bright sambil mengelus telapak tangan win, dia tidak mau memaksa win, terserah win mau lanjut atau cukup sampai disini.
Win yang melihat itu lekas terdiam sejenak, bright sangat sabar dengannya.
"lo duduk dikasur, biar gw dari sini" kata win kemudian, bright mengangguk paham, kemudian dia mengikuti perintah win.
Bright duduk ditepi kasur dan win berjongkok didepannya.
"fuck win, you look so hot" puji bright, win menunduk malu, sialan, win merutuki bright dan mulut nya itu.
Win lekas menarik celana bright, lengkap dengan celana dalamnya, sehingga muncul lah sesuatu yang win takutkan sejak tadi.
Milik bright mengacung bebas, berdiri kokoh diatara kedua paha bright, dan jangan lupakan ukurannya yang besar, sesuai dugaan win sebelumnya.
Win menelan ludahnya, dia takut milik bright akan merobek mulutnya. Entah berapa cm ukuran milik bright, yang jelas lebih besar dari miliknya.
"are you scary win?" tanya bright, win yang mendengar malah merasa seperti tengah diledek, dia lekas menatap tajam bright dan memulai aksinya.
Tangannya dengan sigap menggenggam milik bright, hangat, besar dan berotot, win lagi-lagi menelan ludahnya.
Kemudian dia mendekati kepalanya ke milik bright yang ada ditangannya, dia kecup sekilas pucuk nya, membuat bright menggeram tertahan, kedua tangan bright yang bertumpu disisi kasur mencengkram erat seprei coklat mereka.
"do it now, win!" perintah bright, dia tidak sabar.
Win tersenyum miring, "not now bri" katanya, bright membelalakan mata nya saat win menjilati miliknya seperti es krim, sial, win sudah sangat pro.
Win sendiri entah dapat ilmu dari mana, dia hanya mengikuti instingnya, yang tertanya ber efek sangat besar pada bright.
Bright membuka mulut nya, meraup udara sebanyak mungkin, lidah win yang bermain dimilik nya membuat nya menggila.
Win terus menjilati milik bright, dengan tangannya yang masih tetap memijat milik bright.
Bright bersumpah, pemandangan didepannya ini akan dia ingat sampai mati, win yang menjilati milik nya dengan berlutut ditengah paha nya, perfect.
Setelah merasa cukup, win akhirnya membuka mulut nya dan memasukan milik bright, bright lagi-lagi menggila, sebelah tangannya lekas meraih rambut hitam win, meremasnya dengan kuat.
Karena milik bright yang besar, win sedikit mengalami kesulitan, meski sudah membuka lebar mulutnya, nyatanya hanya setengah milik bright yang mampu masuk kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionBright rasanya mau mati ketika mendengar win berkata "..Lo udah janji, jadi tolong.. Please terima dia, Tepatin janji lo ya bri.." setelah mereka having sex, membuat bright sesak. "but win, can we still together after that?" bright masih mencoba u...