Bright mematung, kaki nya mendadak kaku, mata nya membulat tak percaya, jantung nya berdegup kencang berkali-kali lipat.
Kalau saat ini dia sedang bermimpi, siapa pun tolong jangan ada yang bangunkan dirinya, dia tidak mau.
Didepannya sudah ada orang yang dia rindukan, yang dia tunggui begitu lama nya, yang masih dia cintai.
"win.." hanya itu yang dapat dia keluarkan dari bibirnya.
Bright hampir tak percaya bahwa saat ini win sedang berada didepannya, ditoko bunga bunda nya win, sebenarnya itu mungkin saja, mengingat ini toko bundanya win, tapi hari ini? Yang benar saja, sejak kapan win pulang ke rumah? Apa win sudah selesai dengan study nya?
Bright bisa lihat bahwa win selama diJepang dia bahagia, wajah nya yang masih sama cantiknya, dengan pipi sedikit gembul, bibir merah, ah win hampir tidak ada beda nya, tapi aura kebahagian jelas terpancar dari wajahnya, siapa pun itu yang berhasil membuat win bahagia selama diJepang, bright benar-benar ingin mengucapkan terima kasih.
Win didepannya tak kalah kaget, jantung nya masih berdegup kencang untuk bright, entah bagaimana perasaan senang bisa muncul dari diri nya, melihat bright yang saat ini jauh berbeda dari dulu, membuatnya berfikir bahwa pria didepannya ini bukan bright, tapi dia memang bright, terlihat jelas dari raut wajahnya yang juga sama terkejutnya.
Wajah bright terlihat lelah, rambutnya yang sudah cukup panjang, dan kumis tipis yang tumbuh diwajahnya, membuat bright semakin terlihat dewasa. win benar-benar terkejut dengan perubahan bright.
Seingat nya, bright tidak suka memanjangkan rambutnya, panjang sedikit saja melewati kerah baju nya dia akan segera memangkas rambutnya, belum lagi kumis tipis, bright tidak suka berkumis, tapi sekarang win bisa lihat wajahnya yang berkumis.
Dan wajah yang terlihat sangat lelah, entah apa yang bright lakukan setiap hari nya, tapi win tau, yang pasti bright sudah bekerja keras.
"h-hai" kata win canggung, setelah akhirnya dia dapat memaksakan bibirnya untuk mengeluarkan sepatah kata.
Bright mengerjapkan matanya, ah ternyata win memang benar ada didepannya, bahkan bright bisa mendengar suara win yang juga dia rindukan, tidak, semua yang ada didiri win begitu dia rindukan, meskipun hanya bayangannya.
"kamu kapan pulang?" kata bright, sepertinya itu pertanyaan yang tepat, tidak mungkin kan bright bertanya 'apa kamu masih cinta aku?' pada pertemuan pertama nya lagi dengan win.
Win tertegun, bright masih menggunakan aku-kamu pada nya, entah kenapa meski aneh, tapi itu manis sekali. Win menggaruk tengkuknya, nampak berfikir sebentar.
"udah hampir mau 1 bulan, hehe" kata nya, bright menatap tak percaya win, hampir 1 bulan? Lalu kemana win selama ini? Kenapa dia tidak pernah melihatnya?
"kamu ngekost?" tanya bright, ya kemungkinan itu saja yang bisa dia tebak.
Win menggeleng "nggak, aku tidur disini" katanya. Sekarang bright yang menahan senyum, mendengar win menggunakan aku-kamu, hal kecil yang bright rindukan.
Win memang pindah ke toko bunga bundanya, sudah sejak 5 hari dari kepulangannya, atau tepatnya setelah dia berkunjung ke sini bersama teman-temannya.
Win pikir pindah ke sini bukan hal yang buruk, lagi pula toko bunda nya dua tingkat, dibagian bawah untuk toko bunga, dan bagian atas kosong, rencananya ingin dibuat butik oleh bunda nya, tapi tidak jadi, akhirnya win berinisiatif untuk pindah, sekalian menjaga toko bunga bunda nya.
Selain itu win juga butuh sendiri, pekerjaan baru nya sebagai penerjemah dokumen membuatnya cukup stress, sehingga turun kebawah dan disambut oleh bunga segar merupakan sesuatu yang cukup membuat mood nya membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionBright rasanya mau mati ketika mendengar win berkata "..Lo udah janji, jadi tolong.. Please terima dia, Tepatin janji lo ya bri.." setelah mereka having sex, membuat bright sesak. "but win, can we still together after that?" bright masih mencoba u...