5

352 33 0
                                    

Suara deburan ombak saling bersahutan dengan suara hati bright, pikirannya kacau setelah mencuri dengar obrolan 4 orang dewasa tadi.

Disini lah bright sekarang, dipantai Parangtritis, setelah orang tua nya menjelaskan semua nya, dia berlari dari rumah itu, kaki nya membawa nya ke hamparan pasir hitam ini.

Rumahnya memang berada didekat pantai, bright senang sekali ketika tau dia akan memiliki rumah yang dekat dengan pantai, terlebih lagi pantai yang terkenal se Indonesia.

Hampir setiap sore bright habiskan waktunya dipantai, entah itu duduk santai bersama win, jogging, atau main volly.

Bright duduk diatas pasir, memandang laut yang luas didepannya, andai dia bisa menghilang saat ini juga, dia pasti sangat senang.

Hilang dibalik lautan yang dalam ini, dan kembali esok hari.

Dia menggelengkan kepalanya, tersadar akan apa yang baru saja dia pikirkan, setidaknya dia masih ada win, masih ada ame kucing nya, teman-temannya, dan hal indah lainnya.

Tapi kemudian dia diam, win, nama itu berputar dikepalanya.

Dia bertanya-tanya kenapa kisah cinta nya ini sangat rumit, bright hanya mau win, bright cinta win, itu saja, kenapa semesta seperti sulit menerima semua nya.

Apa yang akan bright katakan pada win nanti? Pengakuan akan perasaannya atau perjodohannya? Semuanya sulit.

"kenapa dunia sempit banget si Ya Tuhan" keluh nya, dia masih kaget karena akan dijodohkan dengan gadis cantik yang bernama Love Pattranite.

Dari sekian banyak wanita di bumi, dia justru dijodohkan dengan gadis itu.

Soal penampilan atau sifat bright tidak ada komentar apa pun, love cantik, baik, dan semua orang suka, tentu.

Tapi soal hati, bright sudah berikan hatinya ke win, sudah sejak 4 tahun lalu, dan bright juga tau bahwa hati love juga sudah dia berikan ke win.

Tapi setidaknya baik dia maupun love mereka imbang, tidak akan ada yang berakhir dengan win. Tapi bright tau satu hal, dia akan menyakiti win, karena bright juga tau, win suka dengan love.

Kalau disuruh memilih, lebih baik bright melihat win dengan love, setidaknya win tidak akan sedih, dan melihat win bahagia, bright tentu akan bahagia juga.

"lo disini ternyata"

Bright menoleh kebelakang, dibelakangnya sudah ada pria yang sejak tadi mengisi hati dan kepala nya.

"jangan kayak anak indie bri" lanjut pria itu sambil melangkahkan kaki nya menuju bright, bright diam saja.

"yuk, kita pulang" lagi, pria itu membungkuk dengan tangan yang terulur ke arah bright, bright menatap tangan didepannya, ajakan win seperti angin segar, ya, pulang, bright mau pulang, ke kost mereka, ke pelukan win, hanya ada mereka berdua.

Bright menyambut uluran tangan win, dia lekas berdiri, dan tanpa aba-aba dia peluk win dengan erat, entah win sudah tau atau belum soal perjodohannya, tapi yang bright saat ini inginkan hanya ini.

Win mematung, bright bersikap aneh, pelukan ini terasa aneh, tidak seperti biasanya, ditambah dengan keheningan yang tercipta, hanya ada deburan ombak dan redupnya sinar langit.

Tapi kemudian win tidak ambil pusing, dia lebih memilih untuk membalas pelukan bright, mungkin memang bright sedang ada masalah.

"are you okay bri?"

Bright menggeleng lemah, masih dalam pelukan win.

Win benar, bright memang ada masalah, dan mungkin ini masalah yang cukup besar, karena biasanya meskipun sedang ada masalah bright tidak akan sampai seperti ini.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang