Bright duduk diam diruang tamu milik keluarga nya, didepannya sudah ada sunny papanya, dan disebelah kiri bright ada davikah mamanya.
Seperti yang kemarin davikah bilang, bahwa malam ini mereka akan membicarakan hal penting yang tentu saja bright sudah tau apa itu.
"jadi mana? Pacarmu itu" kata sunny, melihat bright yang datang sendirian, jangan-jangan bright berbohong hanya demi untuk membatalkan perjodohannya.
Bright menghela nafasnya dengan berat, dia bisa saja menarik win untuk ikut duduk disini bersama nya, tapi itu pasti bukan hal yang bagus.
Dia tidak tau reaksi apa yang akan diberikan oleh kedua orang tuanya ini, mengetahui bahwa anak nya menyukai tetangganya sendiri yang adalah seorang pria. Catat itu, pria.
Kalau keluarga win adalah keluarga yang open minded pada segala hal, maka keluarga bright agak kaku, hal yang tidak berjalan semestinya akan sangat mengganggu keluarga mereka.
Maka dari itu bright yakin, dia hanya akan menyakiti win kalau dia nekat membawa win kesini.
"ada, dirumahnya" jawab bright cuek, hanya itu yang bisa dia katakan, lagi pula memang benar win sedang dirumahnya.
"kenapa gak kamu ajak? kalau dia memang benar pacar kamu" kata sunny lagi, membuat dahi bright mengerut, papanya ini sepertinya memang selalu senang mencari perkara dengan dirinya.
"mau papa apa sih? Bisa to the point aja? Mau bahas apa kita?" kata bright emosi, dia tidak ada waktu untuk membalas setiap pertanyaan tidak penting yang papanya keluarkan itu.
"bri.. Sabar, jangan gitu" davikah yang tau anaknya sudah tersulut emosi lekas menenangkan putranya.
"oke, kalau mau langsung ke intinya, 2 minggu lagi kamu akan papa jodohkan."
Deg
Jantung bright seperti diremas kuat, begitu mendengar kalimat yang terlontar dari papanya barusan, katakan kalau dia sekarang sedang bermimpi, tolong katakan, siapa pun itu, bright mohon.
"PAPA APA-APA AN SIH?!" ucap bright setengah berteriak, jelas-jelas papa nya sendiri yang bilang akan menghentikan perjodohannya jika bright punya pacar, tapi apa ini sekarang? 2 minggu lagi? Apa nya yang 2 minggu lagi?
"papa dari awal udah bilang bakal batalin semuanya kalau aku udah ada pacar!, sekarang mana buktinya?!" lanjut bright mencoba mengingatkan sunny akan ucapannya sendiri beberapa waktu lalu.
Sunny tertawa ditempatnya, kemudian menggeleng sebentar "ya, betul, tapi mana? Mana pacar mu itu?" kata sunny sambil memberikan senyum mengejeknya. Membuat bright yang melihat semakin menjadi emosi.
Davikah meremas lengannya sendiri, dia tidak tau harus berbuat apa, disatu sisi dia tidak tega melihat bright yang frustasi, tapi disisi lain apa yang dilakukan sunny itu juga bisa dibilang benar.
Sebagai orang tua tentu davikah dan sunny ingin yang terbaik untuk bright, untuk anak mereka, dan menjodohkan bright dengan gadis baik-baik adalah salah satu jalannya.
Lagi pula bright belum terlalu mengenal gadis yang akan dijodohkan dengannya, jadi masih ada waktu untuk mencoba menerima semua pelan-pelan, seperti dirinya dulu yang mati-matian menolak perjodohannya dengan sunny namun berakhir tetap bersama sampai sekarang.
"bri.. Kita cuma mau yang terbaik kok untuk kamu.." kata davikah sambil menatap wajah putranya dengan sayang.
"terbaik apanya sih ma? apa mama tau yang terbaik itu yang gimana untuk bright? Memang nya apa yang mama dan papa pikirin itu sama dengan apa yang bri mau? Enggak kan ma?" kata bright lemah, harapannya hanya ada pada mamanya, dia berharap untuk kali ini mamanya masih tetap mau berpihak dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionBright rasanya mau mati ketika mendengar win berkata "..Lo udah janji, jadi tolong.. Please terima dia, Tepatin janji lo ya bri.." setelah mereka having sex, membuat bright sesak. "but win, can we still together after that?" bright masih mencoba u...