6

309 31 0
                                    

Satu minggu sudah berlalu, sejak bright mengetahui bahwa dia akan dijodohkan, dia semakin kehilangan dirinya, bright kembali menjadi pencandu rokok, 5 bungkus kotak rokok untuk 1 minggu, berbanding jauh dengan apa yang dia bilang pada win sebelumnya, 1 minggu untuk 1 bungkus.

Win juga sudah berkali-kali memarahi bright, tapi tetap saja tidak ada perubahan, kali ini win 100% yakin bright punya masalah besar, selain dengan paru-paru nya yang tentu sudah bermasalah itu.

Rasanya win ingin menutup semua pabrik rokok di dunia, agar bright bisa berenti merokok.

Dan pemandangan ini lah yang saat ini ada didepan mata nya, bright dengan rokok nya.

Bright dan win sedang ada diwarmindo 7, sedang makan siang seperti biasa.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, bright menghisap batang rokok ke 5 nya hari ini, takjub, win takjub.

Baru setengah hari tapi bright sudah habiskan 5 puntung rokok.

"udahan kek bri, gw ikutan sesak nafas ini" omel win, dia mau muntah rasanya tiap mencium bau asap rokok.

"ya lo pindah aja kalo sesak" kata bright acuh, ya, selain merokok, bright juga jadi sedikit menjauhi win, entah karena apa, win bingung.

Bisa-bisanya bright bersikap seperti ini pada nya, terlebih setelah dengan kurang ajarnya bright mencuri ciuman pertama win. Harusnya win yang menjauh dari bright.

Kesal, win mengambil dompetnya dan pindah ke sudut lain, meninggalkan bright sendirian, bright sedikit terkejut, tapi kemudian dia diam, dia harus terbiasa pikirnya.

"A', nasi ayamnya yang satu dianter kemeja 8 ya, orangnya pindah" kata bright pada Aa warmindo yang datang dengan 2 piring nasi ayam dan 2 gelas es teh.

Setelah itu bright lekas memakan nasi ayam nya dengan tenang, begitu juga dengan win, tapi bedanya win makan dengan kesal.

Bukannya bright datang untuk membujuk win untuk kembali duduk bersama, bright malah meminta Aa warmindo untuk mengantar makanan win ke meja nya sendiri.

"Awas aja lo ya, gw bakar semua itu rokok" acam win sambil menatap sinis bright yang tengah makan dengan santai.

Setelah makan dan membayar pesanan milik mereka berdua, bright bergegas menghampiri win dimeja nya, win melirik sekilas, oh masih mau nyamperin ternyata pikir win.

"win, gw duluan, anak-anak pada nunggu gw dilapangan basket, apa lo mau ikut?"

Oalah asuuu! Kirain mau bujuk gw! Win tersenyum kecut setelah mendengar ucapan bright.

"nggak! gw mau pulang aja!!" kata win sambil bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari warmindo, untung saja kost mereka tidak jauh, jadi win bisa jalan kaki.

Bright tau win kesal, tapi dia tidak bisa apa-apa, dia memang sengaja ingin sedikit menjauh dari win, supaya semua nya berjalan lancar.


Flashback on

Bright menceritakan semua nya kepada teman-temannya, mengenai dirinya yang akan dijodohkan dengan love.

Kaget, tentu saja, teman-temannya ikut kaget setengah mati, bukan karena perjodohannya, tapi karena pasangan bright nya.

Kenapa harus love? Sepertinya memang takdir hidup bright dan win harus berhubungan dengan gadis cantik itu.

"terus gimana? lo bakal terima?" komentar pertama datang dari gulf, bright menggeleng kuat, kalau sampai dia menerima, berarti dia sudah gila.

"nggak lah, gw gak mau coy nikah sama orang yang nggak gw cinta" kata bright, teman-temannya mengangguk setuju.

"tapi lo tau kan bapak lo gimana?" guns menyadarkan, guns masih ingat raut marah dari wajah sunny ketika tau bright memilih untuk kuliah disini dengan jurusan seni pula.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang