part 17

4.9K 410 23
                                    

"Win, dimana Gulf?"

"Gulf ada di halaman belakang tuan, biasa sedang bermain dengan bunga-bunganya,"

Mew panik tentu saja tiba-tiba saat terbangun dia tidak mendapati istrinya.

"Baiklah terimakasih,"

Sejak satu minggu Gulf tidak ingin bicara dengan Mew gara-gara kejadian tempo hari, kalau dipikir-pikir Mew tidak salah itu menurut pandangannya, namun akan tetap berbeda saat pihak istri sudah mulai marah karna merasa di rugikan.

"Oiii..ternyata kau sudah tumbuh dengan baik, maaf aku meningalkan mu selama hampir satu minggu saat itu, dan pasti phi Glen yang merawat mu dengan baik tapi sayang aku belum sempat berjumpa lagi dengannya namun dia sudah pulang ke singapur, aku merindukannya dan ingin memberi tau jika didalam sini ada calon baby,"

Gulf Mengusap-usap perutnya yang ternyata perutnya saat ini sudah mulai sedikit membuncit.

"Apa aku akan terlihat jelek saat perut ku besar nanti? Bagaimana kalo phi Mew tidak mau melihatku lagi, dan pasti dia akan mencari yang lain, tentu saja dia kan banyak uang nya apapun yang dia mau pasti keterutan, baby bagaimana? Jika itu terjadi apa kau siap? Atau kita akan meninggalkanya dan kita hidup sederhana?"

Mew rasanya kesal saat mendengar istrinya berkata seperti itu, istrinya selalu mengambil kesimpulan sendiri dan tidak bertanya dulu padanya, namun Mew tetap tidak akan bisa marah pada istri tercintanya itu

"Sudah puas bicara sendirinya?"

"Eumm..phi Mew, apa phi sejak tadi disitu?"

"Ya, dan sejak kau bicara yang macam-macam,"

Gulf merasa bersalah tentu saja, saat melihat wajah kesal suaminya dia berpikir apa kata-katanya tadi ada yang salah? Tidak bukan.

"Aku lapar,maaf aku pergi dulu phi,"

Gulf pergi kedalam mansion tanpa meminta maaf atau basa basi terlebih dulu, membuat Mew mengusak kasar rambutnya.

"Astaga, apa seperti ini menikahi bocah yang baru genap dua puluh tahun, nasib mu Mew di umur tiga puluh dua tahun menikah dengan bocah,"

Mew tertawa sendiri saat mengingat umurnya dan Gulf memang begitu jauh perbeda, namun Mew bersyukur karna Gulf orang nya sangat penurut dan tidak banyak minta sesuatu. Jika di beri Gulf mengambilnya jika tidak Gulf tidak akan meminta.

"Terimakasih Tuhan, kau sudah menitipkanya padaku, dan aku berjanji aku akan merawatnya dengan baik,"

Jika orang yang tidak tau sudah pasti Mew di sangka menikahi bocah di bawah umur dan pasti banyak yang mengatakan jika dia seorang  pedofil.

"Gulf, dimana tuan Mew?"

"Aku tidak tau win, tadi phi Mew ada di halaman belakang mungkin saat ini sedang bicara dengan peliharaanya Chopper,"

"Ada apa dengan kalian berdua? Aku perhatikan Sepertinya sedang ada masalah?"

"Tidak ada, win aku mau pelihara kucing,"

"Kau sedang hamil, tidak boleh pelihara hewan seperti itu,"

"Aku tidak mau tau, pokonya aku mau kucing,"

Setelah mengatakan itu Gulf pergi ke kamar dengan menghenkan kakinya, entah mengapa moodnya mudah sekali berubah.

"Tidak ada yang menyanyangi ku lagi, sangat menyebalkan, hiksss.."

Tidak lama Mew masuk kamar dan Gulf pun pura-pura tidur.

"Sayang, apa kau tidur?"

Tidak ada jawaban membuat Mew penasaran.

Pengantin Penganti (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang