"Gulf!"
"Iya phi,"
"Bagaimana perasaan mu? Apa kau senang bisa bermain di taman itu,"
"Aku senang phi, terimakasih karna sudah menunjukkan sebuah taman yang begitu cantik,"
"Besok akan aku belikan bibit bunga lagi, agar kau bisa menanamnya disana,"
"Phi serius?"
"Iya, katakan padaku, selain bunga matahari apa lagi bunga yang kau sukai,"
"Boleh tidak aku minta bunga mawar phi, nanti sekalian akan aku tanam,"
"Boleh, dan jika masih ada yang kau butuhkan katakan pada phi,"
Bright sengaja membiasakan Gulf memanggilnya phi, agar tidak terlalu canggung tentu saja Gulf senang.
"Gulf, malam nanti tuan Mew akan datang, dan kau harus sedikit berdandan,"
"Tapi untuk apa phi? Aku kan laki2,"
"Bukan berdandan yang seperti itu, nanti win akan menyiapkan baju untuk mu, dan memberitahu mu apa saja yang harus kau lakukan saat tuan Mew datang,"
"Ba-baik phi,"
"Kau tenang saja, tuan Mew bukan orang yang jahat, lagian kau kan istrinya jadi tidak perlu takut,"
Gulf masih belum percaya jika dia adalah istri dari seorang Mew suppasit, dan dia pun tidak akan tau bagaimana nasibnya setelah ini bahkan bright tidak memberi tau alasan yang masuk akal saat membawanya untuk menikah dengan tuan Mew, yang Gulf tau tiba2 bright membawanya ke depan altar untuk berhadapan dengan laki2 yang belum pernah iya temui sebelumnya.
"Sekarang pergilah ke kamar, mandi yang bersih dan wangi,"
"Ayo Gulf, aku antar,"
"Pergilah bersama win,"
Akhirnya Gulf mengikuti win, dan saat sudah sampai win menjelaskan apa saja yang harus Gulf lakukan saat bersama tuanya, dan tidak lupa win memberi tahu Gulf jika sedang dengan tuanya dia harus hanya mengenakan kemeja kebesaran dan celana pendek, awalnya Gulf tidak paham apa yang win bicarakan namun saat win mengatakan kata istri Gulf sedikit mengerti.
"Sekarang pergilah mandi, sebentar lagi tuan Mew sampai, dan kau harus mengenakan baju yang sudah aku siapkan,"
"Tapi win!"
"Tidak ada tapi-tapian, sekarang pergilah mandi cepat,"
Win pergi dari hadapan Gulf dia tidak ingin melihat Gulf merengek karna sudah pasti akan membutuhkan waktu.
Tidak lama terdengar suara deru mobil, dengan langkah lebarnya bright segera membuka pintu karna dia sudah tau siapa yang datang.
"Selamat malam tuan,"
"Hhmm!"
"Bagaimana perjalanan anda?"
"Semua berjalan lancar,"
Mew duduk di ruang tamu menyenderkan kepalanya pada sofa, Mew begitu terlihat lelah karna seharusnya dia pergi bersama bright namun tuanya menolak dengan alasan bright harus tetap berada di Mansion untuk menjaga Gulf.
"Tuan, silahkan di minum teh nya, apa tuan ingin makan sesuatu?"
"Tidak, ini saja sudah cukup,"
Mew menyesap air teh itu dengan hati2, tidak terlalu manis dan tidak terlalu tawar karna Mew tidak terlalu menyukai yang manis2, namun tidak berlaku dengan Gulf kanawut pasti Mew akan menyukainya.
"Terimakasih untuk teh nya, aku permisi,"
"Silahkan tuan!"
Mew menaiki anak tangga satu persatu, dan kini Mew sudah berada di depan pintu kamarnya, Mew membuka pintu itu dan mendapati Gulf tengah menari-nari di depan kaca dengan senyum indahnya, senyuman yang tidak pernah Mew lihat sebelumnya hinga Mew sedikit terpesona.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Penganti (END)
Romance"Maaf tuan, calon pengantin mu melarikan diri.." "Bagaimana bisa?" "Saya tidak tau Tuan, Tuan lihatlah bukankah dia begitu cantik?" "Kau benar.. "Maaf Tuan, saya ingin mengantar pesanan bunga," "Cepat ganti pakaian ya , dan bawa ke altar," "Bai...