part 36

3K 292 23
                                    

"Gulf, be-benarkah itu kau?"

"Phi kao, apa itu benar dirimu?"

"Iya aku kao, Gulf apa kabar mu? Sudah lama kita tak bertemu,"

"Aku baik phi, lalu bagaimana kabar phi?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja,"

"Buna, siapa uncle ini?"

"Sayang, dia dulu kakak kelas buna saat di sekolah,"

"Benarkah? Tampan tapi masih tampan dady,"

Kao yang mendengar Nata bicara dan memangil Gulf dengan sebutan buna pun bingung, dan tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiri Gulf dan memeluknya posesif.

"Phi kenalin, ini phi Mew suami ku dan ini putri ku Nata, dan ini calon anak kami sebentar lagi lahir dan akan melengkapi keluarga kami,"

"Ja-jadi kau sudah menikah?"

"Iya phi, dan sudah tujuh tahun kami menikah, lalu bagaimana dengan phi sendiri?"

"Aku belum menikah, dan sekarang aku bekerja di rumah sakit di Bangkok,"

"Wah benarkah? Phi dokter apa kalo boleh aku tau?"

"Aku dokter kandungan Gulf, dan baru satu bulan aku di pindah tugaskan,"

"Wah..phi sangat hebat,"

Mew yang melihat istrinya bicara dengan laki-laki itu entah mengapa tidak suka, Mew melihat jika laki-laki itu menyukai istrinya.

"Buna, kita pulang yuk, Nata sudah lelah bun,"

"Iya sayang, phi maaf aku harus pulang sepertinya Nata sedikit lelah,"

"Baiklah, sampai jumpa lagi Gulf,"

Gulf beranjak pergi dari hadapan kao karna Nata sudah merengek minta pulang, Gulf tidak akan pernah menyangka jika dia akan bertemu lagi dengan kao kakak kelasnya, dulu kao sangat dekat dengan Gulf dimana ada Gulf akan selalu ada kao yang selalu menemainya, kao punya perasaan lebih namun dia tidak berani mengungkapkan perasaanya pada Gulf.

Mew mengirim pesan pada bright jika malam ini dia akan menginap di apartemen, di sepanjang jalan hanya ada keheningan Gulf dan Nata duduk di jok belakang membuat Mew seperti supir, setelah berkendara dua puluh menit kini mereka sudah sampai apartemen namun Nata tertidur pulas dan akhirnya Mew pun mengendong putrinya hinga lantai tujuh.

"Berat sekali tuan putri ini, maafkan dady sayang gara-gara dady Nata tidak jadi beli apa-apa,"

Mew menyelimuti putrinya, rasa sayang nya tentu bertambah besar pada putrinya Mew akan selalu mencoba menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak nya.

"Dady sangat menyanyangi mu,"

Setelah merasa putrinya tidur pulas Mew pergi ke kamarnya, saat dia masuk dia melihat istrinya tengah memakai piyama sepertinya istrinya baru selesai mandi.

"Phi!"

"Hhmm!"

"Lepas!"

"Tidak mau,"

"Kau menyebalkan, membuat putri mu menangis di tempat keramaian,"

"Sayang, aku tidak berniat seperti itu, aku hanya ingin dia membeli barang yang tidak sama seperti yang dia sudah miliki di rumah, aku tau niat baiknya ingin membelikan adiknya tapi..."

"Maafkan putri ku jika sudah merepotkan mu, besok akan aku nasehati dia,"

"Kenapa bicara seperti itu? Dia tidak merepotkan ku dia juga putri ku,"

Pengantin Penganti (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang