part 30

3.3K 326 48
                                    

Saat sampai di rumah sakit Mew benar-benar tidak mendapati Gulf, hanya sebuah selembar surat yang Gulf tingalkan di atas meja untuk dirinya.

"Bagaimana semua ini terjadi?"

"Maaf phi, aku pergi ke toilet sebentar dan saat ke toilet aku melihat Gulf tidur pulas, namun saat aku keluar dari toilet Gulf sudah tidak ada di atas ranjang,"

"Kenapa kau ceroboh sekali,

"Maaf!"

Mew duduk di ujung kasur dan membaca surat itu dengan sedih tentu saja.

"Phi Mew, maafkan aku karna aku harus pergi, hiksss..a-aku tidaklah pantas untukmu, di-dia sudah menyentuh ku aku sekarang benar-benar kotor, maafkan aku phi yang tidak bisa menjaga diri untuk mu, aku titip Nata tolong jaga Nata untuk ku, aku mencintai kalian,"

Mew meremat kertas itu hinga tak berbentuk rasanya dia ingin sekali menghancurkan semua yang ada di dalam ruangan itu, rasa bersalah karna tidak bisa menjaga istrinya dengan baik hinga semua ini terjadi, harusnya saat itu Mew mengikuti Gulf agar Gulf tetap dalam pengawasannya.

"Tuan, kau tidak apa-apa?"

"Cari Gulf sampai ketemu, aku tidak ingin mendengar kegagalan,"

"Akan aku laksanakan tuan,"

Mew pergi dari rumah sakit dia harus segera pulang, dia yakin jika istrinya itu pulang ke mansion bukan pergi meninggalkan dirinya dan putrinya.

Sesampainya di mansion Mew berlari ke arah kamarnya dan berharap dia akan menemukan Gulf di kamar sedang menunggunya, namun harapan itu pupus saat Mew tidak menemukan siapapun di dalam kamar.

"Kemana kau pergi sayang, kembalilah aku mohon, aku akan tetap mencintaimu aku tidak perduli jika bajingan itu.."

"Dady,"

Lekas-lekas Mew menghapus air matanya saat Nata datang, karna dia tidak ingin putrinya melihat dirinya menangis.

"Iya sayang, ada apa hmm?"

"Dady, buna mana? kenapa buna tidak ikut pulang?"

"Buna nya masih harus di rawat sayang, jadi buna belum bisa pulang,"

"Nata rindu buna dad, Nata ingin peluk buna,"

"Iya sayang, sabar ya pasti buna nya pulang dan Nata bisa peluk buna sepuas Nata,"

Mew memeluk putrinya dengan erat sunguh saat ini hatinya terasa begitu sakit melihat keluarga kecilnya seperti ini.

"Sekarang Nata mandi ya sayang sudah sore,"

"Oke dady, Nata janji Nata akan menjadi anak baik agar buna tidak marah-marah lagi, dan buna tidak sakit karna Nata,"

Lihatlah bocah polos berumur tujuh tahun itu tersenyum senang saat membayangkan buna nya datang dan memeluk dirinya.
.
.
.

Hujan di sertai petir tiba-tiba datang membuat sebagian orang pasti takut mendengarnya, Gulf berjalan tertatih menuju rumah jenie dengan keadaan basah kuyup bahkan Gulf tidak perduli walau petir terdengar mengelegar.

Ting..tong..

Bunyi suara bel begitu nyaring saat jenie dan Arm tengah bersantai, dua jam lalu mereka juga baru pulang dari rumah sakit menjenguk Gulf namun sayang Gulf tidak ingin bertemu dengan siapapun, saat mendengar apa yang terjadi pada Gulf membuat jenie dan Arm sangat sedih tentu saja.

"Phi, siapa yang datang hujan-hujan seperti ini?"

"Aku juga tidak tau, ayo coba kita lihat,"

Ceklekk..

Pengantin Penganti (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang