spesial chapter

3.1K 279 24
                                    

"Buna, baby Luna ee bun,"

"Sebentar sayang, buna cuci tangan dulu,"

Setelah mencuci tangannya Gulf bergegas menghampiri putrinya, dan membawanya ke dalam kamar mandi balita berumur tiga tahun itu akan sangat senang jika sudah bermain air dan tidak ingin berhenti.

"Ayo sayang nanti kamu kedinginan,"

"Nda au bun,"

"Sayang, nanti dady marah kalo Luna terlalu lama bermain air,"

"Dady, dady,"

"Sebentar lagi dady pulang, ayo kita pakai baju,"

"Aju dady bun, "

"Pakai baju nya sama buna saja sayang,"

Luna mengangguk biasanya Luna akan mandi dan memakai baju dengan dady nya itu jika pagi hari saat dady nya belum berangkat bekerja.

"Nah sudah cantik dan wangi, Luna main sama phi dulu buna mau lanjut memasak lagi,"

Gulf membawa Luna turun dan memberikannya pada Nata.

"Nong sudah wangi sekali? Phi suka baunya,"

"Buna nitip sebentar sayang, buna mau lanjut lagi memasaknya,"

"Siap buna,"

"Ciap buna,"

"Iya sayang, Nata, alex dimana?"

"Alex ada di kamar bun, mungkin sedang mengerjakan tugas sekolah,"

"Ya sudah, biarkan saja,"

Gulf pergi ke dapur dan melanjutkan memasaknya lagi, karna kemungkinan suaminya sebentar lagi pulang, dan benar saja tidak lama terdengar suara deru mesin mobil suaminya.

"Dady pulang," Teriak Mew.

Nata dan Luna pun berlomba menghampiri dady nya dan di susul alex, namun tentu saja sang bungsu kalah dan terjatuh dan menangis histeris.

"Buna! Huaaaa..."

Gulf yang sedang di dapur berlari menghampiri Luna, karna akan sangat percuma jika tiga orang itu yang menolongnya.

"Sayang jangan menangis nak, dimana yang sakit? phi nya nakal ya Luna di tingal?"

"Eumhh, cakit bun kaki una cakit,"

"Iya sayang maafin buna,"

"Nen bun,"

"Luna mau nenen?"

Luna mengangguk karna obat segalanya adalah menyusu pada buna nya.

"Lain kali kalo menyambut dady nong nya di ajak, jangan memikirkan diri sendiri semua, bagaimana jika nong kalian terbentur sesuatu? Apa kalian mau di salahkan?"

"Iya bun kami minta maaf,"

Mew menghampiri istrinya dia melihat wajah lelah istrinya pun merasa kasihan, semenjak win dan bright menikah mereka pindah ke Ingris bright memboyong win untuk tingal disana, awalnya Gulf sangat kesulitan mengurus rumah dan anak-anak nya namun seiring berjalanya waktu Gulf mulai terbiasa tanpa win yang membantunya, walaupun terkadang membuatnya lelah namun jika sudah melihat senyuman anak-anak nya lelahnya akan hilang begitu saja.

"Jangan marah-marah sayang, dan kalian berdua sekarang pergi ke meja makan dan ini dady bawa makanan kalian taruh mangkuk,"

"Iya dad, ayo phi kita menata makananya,"

Nata dan Alex pergi ke dapur mengambil peralatan untuk mereka tata di meja, karna buna nya tadi belum sempat.

"Tuan putri tidak apa-apa kan?"

Pengantin Penganti (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang