part 9

5K 455 32
                                    

"Win, win,"

"Ada apa gulf?"

"Win ini sudah jam berapa? Ini sepertinya sudah malam?"

"Ini memang sudah malam gulf,"

Gulf menuruni anak tangga dengan hati2, karna dia merasa di bagian bawah sana masih sedikit sakit, dan saat sampai di bawah gulf sedikit terkejut karna saat ini Mew dan juga bright tengah berada di ruang makan.

"Gulf, ayo kemari kita makan sama2,"

"Maaf phi, tapi aku belum mandi,"

"Tidak apa2 cepat,"

Bright memberi isarat pada Gulf dengan mengunakan mata agar Gulf sedikit mengerti dan melayani Mew dengan baik, Gulf duduk si samping Mew dan dengan takut2 Gulf melirik ke arah Mew.

"Se-selamat malam tuan, maaf tadi aku ketiduran terlalu lama dan sampai tidak sadar kalo sudah malam,"

"Tidak apa2," Jawab Mew singkat.

Sedangkan Gulf menundukan wajahnya dengan memanyunkan bibirnya dan tidak berani melihat ke arah Mew, tingkah Gulf membuat Mew gemas tentu saja namun dia tetap harus menahanya karna saat ini dia sedang di depan bright dan win.

"Gulf, ayo cepat makanlah, jangan lewatkan makan siang mu lagi seperti kemaren,"

"Itu sudah biasa phi untuk orang macam diriku, jadi aku sudah terbiasa makan pagi atau siang terlewatkan,"

"Kenapa seperti itu? Apa kau tidak di beri makan saat bekerja disana?"

"Bukan seperti itu phi maksudku, phi jenie merawat ku dengan baik sangat baik, namun aku saja yang tidak mau mendengarkanya setiap phi jenie menyuruh ku makan,"

"Aku pikir kau tidak di beri makan disana, ya sudah makanlah dulu,"

Akhirnya mereka makan dengan hikmat, namun tidak dengan Mew entah mengapa setelah mendengar cerita Gulf dia sedikit penasaran dengan kehidupan Gulf, satu minggu lebih mereka menikah Mew belum pernah sekalipun bertanya asal usul Gulf tentang kehidupannya orang tuanya dan bahkan Mew tidak tau yang dia nikahi umurnya berapa.

"Phi bright,"

"Ada apa?"

"Eumm..bo-boleh tidak jika kau libur bekerja kau mengantarku pergi ke  tempat phi jenie, a-aku merindukan mereka dan aku tidak mau mereka terlalu hawatir padaku karna pergi begitu saja,"

Gulf takut2 saat berkata seperti itu dan dia melirik kearah Mew yang tengah minum teh hangatnya, sedangkan bright yang mendapat Pertayaan itupun bingung harus menjawab apa dan dia pun melihat ke arah bosnya dan mendapat tatapan tajam.

"Kita bicarakan besok saja na,"

"Ta-tapi,"

Mew pergi dari hadapan mereka bertiga dengan wajah sedikit kesal, bukan kah Gulf harusnya menanyakan pada Mew tapi kenapa malah dia bertanya pada bright.

"Apa tuan Mew marah padaku? kenapa dia pergi begitu saja?"

"Tidak, dia memang seperti itu, dan sekarang lebih baik kau pergi ke kamar saja,"

"Aku tidak mau, aku takut,"

"Kau tidak perlu takut Gulf,"

"Tapi aku takut win,"

"Terserah kau saja, sudahlah aku mau membereskan ini semua setelah itu aku mau tidur,"

Win pergi ke dapur untuk membereskan piring kotor, dan setelah itu dia akan pergi tidur.

"Kenapa masih disini? Cepat pergi ke kamar mu,"

"Ta-tapi phi,"

"Tidak apa2, percalah padaku,"

Pengantin Penganti (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang