8

2.1K 261 49
                                    

Tak terasa hari berlalu dengan cepat, terhitung sudah 4 hari sejak insiden masuknya Orion ke rumah sakit, kini anak tampan yang memilik senyum secerah natahari itu sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, bahkan sudah 3 hari Orion melakukan kewajibannya sebagai mahasiswa.

Hari ini terhitung sudah hari ke-4 Orion berkuliah seperti biasa, bersama dengan Renja dan Naren, beruntunglah kedua teman nya itu mengambil jurusan yang sama dengan Orion, bahkan mereka bertiga juga berada di kelas yang sama, jadi Orion tak perlu khawatir jika ia tidak akan mempunyai teman apalagi sejak kejadian ospek yang terakhir kali membuat beberapa mahasiswa baru atau kakak tingkat nampak menjaga jarak dengannya.

Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 14.00 siang, Orion dan kedua teman nya yakni Renja dan Naren tengah berada di area kantin kampus karena kelas meraka sudah berakhir sekitar 15 menit yang lalu.

"Makan di luar yuk? Bosen juga lama lama sama menu kantin yang itu itu aja," ucap Renja membukan obrolan.

Naren mengangguk setuju, "ayo lah! Sama gue juga bosen, Rion gimana?" tanyanya pada Orion.

"Gue sih ayo ayo aja, tapi harus minta izin dulu sama ayah sama ibu. Emangnya kita mau makan dimana?" jawab dan tanya Orion.

"Kafe aja kuy sekalian nongki dari pas pertama kita ospek kita belum pernah nongki bareng, kita cari kafe yang enak buat nongki," jawab Renja yang diangguki mantap oleh Naren dan Orion.

"Nah boleh deh, mau kafe mana? Ada yang punya rekomendasi?" kali ini Naren yang bertanya.

"Ga tau deh, gue bingung hehe," jawab Renja.

"Gue juga bingung, jarang nongkrong di kafe kafe malah ga pernah, jadi kurang tau kafe yang bagus ada dimana," tambah Orioan.

"Ck iyalah jarang nongki di kafe, orang lo nongkrongnya pasti di restoran hotel bintang 5 kan, Yon?" Naren menyahuti ucapan Orion.

"Kok lo tau sih, Nar? Tapi ga selalu di restoran hotel sih, kadang juga keluarga gue suka dinner di fine dining restaurant."

"Anjir padahal gue ngasal aja sih tapi gue tuh sebenernyakan peramal."

"Oh iya? Kalau gitu ramal gue dong, kira-kira gue bisa hidup sampe umur berapa?"

Mendengar hal itu, seketika Naren maupun Renja terdiam seraya saling melempar pandang satu sama lain, lalu keduanya tersenyum kikuk setelahnya.

"Yaelah gue bercanda kali Yon, gue mana bisa ngeramal.." Naren menjeda sejenak ucapannya seraya mengusap tenguknya, "si Renja tuh yang jago ngeramal mah, ramal cuaca tapi hahaha," lanjutnya.

"Sialan lo, Nar!" umpat Renja seraya menggeplak pelan kepala Naren membuat Orion yang melihat itu pun tertawa kecil.

"Udah ah skip, eh gimana kalau kita nongki di kafe kak Mahesa aja?" usul Naren yang sontak membuat Renja dan Orion langsung menatapnya heran.

"Kak Mahesa punya kafe?" tanya Renja yang diangguki oleh Naren sebagai jawabannya.

"Anjay gue baru tau kalau kak Mahesa punya kafe."

"Ih gue mau kesana dong!" seru Orion heboh.

"Ya udah, berarti fix kita kesana aja yaw," timpal Renja, "eh tapi harga aman kan, Nar? Bang Ray belum trf gue huhu," lanjutnya.

"Tenang aman, di kafe kakak gue menu nya lengkap dari yang termurah sampe yang termahal juga ada. Lo tenang aja, hari ini kita di traktir Orion. Iya 'kan my baby?" ucap Naren seenaknya membuat sang empu yang disebutkan namanya pun membulatkan kedua matanya lucu.

"Ha? Kapan gue bilang mau traktir? Um tapi gapapa deh hari ini gue yang traktir," sahut Orion seraya tersenyum lebar.

Naren lantas langsung memeluk tubuh kecil Orion, "aduh baby rich Orion emang teman baikku!"

HE IS ORION [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang