"Ada apa, Sam?" tanya Gibran saat sudah mendudukan tubuhnya di salah satu sofa yang ada di ruang kerjanya, begitu juga dengan Sammy.
Yah, saat ini Gibran dan sang adik -Sammy- sudah berada di ruang kerjanya.
"Oh iya bentar, mau ngopi atau nge-teh ga biar ngobrolnya enak?" tawar Gibran.
"Boleh deh mas," jawab Sammy.
Gibran beralih pada telepon rumah yang ada di atas meja, ia lalu menekan tombol 2 yang langsung terhubung ke area dapur.
"Selamat malam, saya disini, ada yang bisa di bantu tuan Gibran?" sahut dari sebrang sana.
"Bi, tolong bawain 2 cangkir kopi ke ruang kerja saya ya, sekalian sama cookies juga," ucap Gibran.
"Baik tuan Gibran."
Setelah sambungan terputus, Gibran kembali menatap Sammy dengan tatapan seriusnya.
"Jadi gimana, Sam?" tanya Gibran.
Sammy tak langsung menjawab pertanyaan sang mas, ia menghembuskan napas perlahan.
"Sepertinya ini udah waktunya aku sama mami kembali ke Surabaya mas," ucap Sammy, kali ini Gibran yang terdiam.
"Aku ga bisa terus m-terusan liat Orion menderita mas," lanjutnya.
"Mas ga tau Sam, haruskah mas seneng atau sedih, jujur mas ingin kamu dan mami tetap ada disini, tapi ya gimana mas juga ga mau liat Orion terus-terusan sedih karena sikap mami," sahut Gibran tanpa menatap Sammy.
"Iya aku ngerti kok mas, sampai menunggu rumah mami selesai di renovasi aku sama mami lebih baik kembali ke Surabaya dulu."
"Kapan rencananya kalian balik ke Surabaya?" tanya Gibran.
"Mungkin minggu depan mas, atau secepatnya. Aku juga belum ngobrol hal ini sama mami langsung," jawab Sammy.
Gibran hanya mengangguk paham, lalu setelah itu hening menyelimuti keduanya.
Tok,
Tok,
Tok,
Suara ketukan dari pintu berhasil memecah keheningan diantara Gibran dan Sammy.
"Permisi tuan Gibran, ini kopi dan camilannya," ujar sang maid dari luar sana.
"Masuk," sahut Gibran.
Cklek,
Pintu pun terbuka dan masuklah salah satu maid ke dalam ruang kerja Gibran dengan membawa nampan yang berisikan 2 cangkir kopir dan camilan. Setelah menyimpan kopi dan camilan itu di atas meja sang maid pun langsung pamit undur diri.
"Sampai kapan kita nyembunyiin semua ini dari mami?" pertanyaan Sammy berhasil membuat Gibran yang hendak meminum kopinya pun langsung terhenti dan di simpan kembali.
"Maksud kamu soal kecelakaan papi sama Orion?" tanya balik Gibran yang diangguki oleh Sammy sebagai jawabannya.
"Mas juga ga tau Sam, mas masih bingung."
"Sama mas, semuanya jadi semakin sulit buat aku."
Keduanya terdiam lagi.
"Mas, siapapun pelakunya aku harap mas mau memberikan kesempatan buat dia, dia berbuat seperti itu juga pasti ada alasannya, aku yakin mas ini bukan sepenuhnya salah dia. Dan aku yakin sekali dia cuma salah paham," ucap Sammy dengan nada bicaranya yang sedikit bergetar membuat kedua alis Gibran mengernyit dan menatapnya heran.