Sudah 2 jam lamanya Gibran, Sammy, Arsen dan Kavin menunggu di depan emergency room, namun sampai saat ini dokter Arlen beserta beberapa suster masih belum keluar dari dalam sana. Yah, setelah kejadian tadi sore dimana Orion yang tiba-tiba tumbang begitu saja, dengan cepat Gibran langsung membawa sang anak ke rumah sakit, karena saat itu juga dapat ia rasakan bahwa nadi sang anak sudah begitu lemah.
Gibran tak bisa diam, ia terus saja berjalan kesana kemari saking khawatirnya menunggu sang anak yang masih dalam tindakan, sedangkan Sammy dan Arsen lebih memilih untuk duduk di kursi depan ruang tunggu, juga Kavin yang duduk tak jauh dari mereka terlihat seperti sedang menelpon seseorang.
"Mas," panggil Sammy namun Gibran tak menghiraukannya.
"Mas Gibran," Sammy lantas beranjak dari duduknya lalu memegang pundak sang kakak dan saat itulah Gibran menghentikan langkahnya.
"Tenang mas," bisik Sammy.
"Gak bisa Sam, mas ga bisa tenang, mas masih belum tau gimana kondisi Orion sekarang," sahut Gibran dengan raut wajahnya yang terlihat sangat khawatir.
"Sebentar lagi Arlen pasti keluar, mas harus tenang, kita berdo'a biar Orion baik-baik aja," ujar Sammy mencoba menenangkan sang mas.
"Mas tetep ga bisa."
Arsen yang mendengar percakapan kedua kakaknya hanya bisa menatap kosong pada lantai rumah sakit, bahkan tangannya yang berlumuran dengan darah yang sudah hampir mengering pun tak di pedulikannya.
Saat perjalanan menuju rumah sakit, Orion tiba-tiba saja muntah darah, banyak sekali. Arsen yang saat itu duduk di belakang mobil memangku kepala Orion pun harus terkena darahnya, lalu tubuh kurus Orion tiba-tiba mengejang setelahnya. Hal itu lah yang membuat ketiga orang dewasa yang kini berada di depan emergency room beserta Kavin benar-benar kalut, khawatir luar biasa pada sang adik bungsu.
Hingga tak lama dari itu,
Sreeett!
Setelah menunggu hampir 3 jam lamanya, akhirnya pintu emergency room pun terbuka. Dan menampilkan sosok dokter Arlen, dengan raut wajahnya yang tidak bisa terbaca.
"Arlen."
Melihat itu pun Gibran dan Sammy langsung menghampiri dokter Arlen, begitu juga dengan Arsen yang langsung beranjak dari duduknya, sedangkan Kavin hanya duduk dalam diam sembari memperhatikan kira-kira apa yang akan di sampaikan oleh sang dokter.
"Bagaimana kondisi anak saya, Arlen?" tanya Gibran.
Dokter Arlen tak langsung menjawab, di tatapanya Gibran, Sammy dan Arsen bergantian. Ada raut sedih di wajah dokter Arlen saat menatap ketiga orang dewasa di depannya itu.
"Om Gibran.."
"Rio, anak saya baik-baik aja 'kan?!" melihat raut wajah sang dokter yang sulit di artikan pun membuat Gibran semakin was-was.
Dokter Arlen nampak menghela napas sejenak , "maaf om, tapi kondisi Orion saat ini benar-benar menurun. Komplikasi yang terjadi pada paru-parunya semakin parah, bahkan saat ini paru-paru nya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik, kalau pun Orion bangun nanti dia tidak bisa bernapas dengan normal dan harus menggunakan selang oksigen untuk membantunya agar bisa bernapas dengan baik.
Selain itu kondisi jantung Orion sudah benar-benar ada di tahap yang rentan om, alat pacu jantung pun lama-lama ga efektif, Orion membutuhkan donor jantung secepatnya. Entah apa yang membuat tubuh Orion tiba-tiba drop sekali, karena hasil beberapa bulan lalu masih menunjukan bahwa kondisi jantungnya masih baik-baik saja dan komplikasi pada paru-parunya pun tidak separah ini," jawabanya dan itu berhasil menohok hati ketiganya.