Pagi ini suasana hangat menyelimuti kediaman Nataprawira, dimana Gibran dan Sammy beserta anak-anak mereka sudah duduk nyaman di ruang makan. Kedua bapak tampan itu nampak tengah asyik berbincang, sedangkan anak-anak ada yang mengobrol diiringi dengan candaan, ada juga yang bermain-main.
Lalu bagaimana dengan Orion? anak itu terlihat yang paling semangat dari keempat kakaknya dan kedua saudaranya, bahkan infusan yang semalam menghiasi lengannya sudah di cabut oleh dirinya sendiri. Yah, Orion memang sudah biasa melakukannya, keseringan sakit hingga terpaksa lengannya harus di lepas pasang oleh jarum membuat Orion terbiasa dan bisa mencabut selang infusannya sendiri dengan baik dan benar tentu setelah di ajarkan oleh dokter Arlen dan sang suster. Anak bungsu ibu Nadine ini memang pintar.
Ohiya ngomong-ngomong kemana perginya Nadine, eyang Ratih dan Alice? Para ibu-ibu saat ini masih berkutat di dapur untuk menyiapkan makanan ditemani oleh beberapa maid yang tentunya ikut membantu untuk urusan masak memasak.
"Kakak Rion, camping kemarin gimana? Pasti seru ya?" tanya Marsha yang memang duduk bersebelahan dengan Orion.
"Seru banget banget dek! Kakak menjelajahi hutan, nyari bendera dari pos 1 sampai pos 5, ah pokoknya ga bisa di jabarin deh serunya gimana, yang jelas seru banget banget, kamu harus coba sendiri," jawab Orion antusias dengan kedua netra foxy nya yang berbinar lucu.
"Ih Marsha jadi pengen nyobain camping juga, tapi ga pernah di izinin sama papa, katanya Marsha masih kecil, padahal kan Marsha udah gede ya kak," si bungsu Nataprawira itu mencebikan bibirnya lucu membuat Orion memekik gemas lalu mencubit pelan kedua pipi Marsha dengan pelan dan penuh kelembutan.
"Ih Marsha gemes banget sih, emang kamu masih kecil tau! Kalau kakak kan udah gede jadi boleh ikut camping!" ucap Orion yang masih mencubit gemas pipi Marsha.
Namun tak lama dari itu,
"Orion lepasin tangan kamu dari pipi Marsha ya, kulit Marsha tuh sensitif ga bisa di pegang-pegang sembarangan," ucap Alice yang entah kapan sudah berada di ruang makan.
Hal itu jelas membuat seluruh perhatian langsung berpusat pada Orion, si kecil Marsha dan juga tentunya sang tante, Alice.
"Eh iya maaf tante, Rion ga tau," cicit Orion pelan seraya buru-buru menjauhkan tangannya dari pipi Marsha.
"Lain kali ga boleh cubit cubit pipi Marsha lagi ya, liat tuh pipinya jadi merah begini kamu pasti cubitnya keras deh!" Alice menatap Orion tak suka seraya tangannya mengusap lembut pipi sang anak bungsu.
"Ih mama apaan sih, Marsha gapapa tau, Marsha suka kok di cubitin sama kakak Rion," timpal Marsha seraya mengerucutkan bibirnya, sedikit kesal juga dengan ucapan sang mama, padahal saat ini pun kedua pipinya baik-baik saja.
"Iya tetep ga boleh adek, kalau tangan Orion kotor gimana? Terus banyak kumannya? Pipi kamu bisa merah merah sama gatal dek terus perih nanti."
Orion yang mendengar itu menunduk, rasa bersalah mulai menjalar di hatinya.
"M-maaf tante.. Marsha, kakak minta maaf ya janji deh ga cubit-cubit pipi Marsha lagi," ujar Orion sedih.
"Gak apa-apa Rion, kulit Marsha emang sensitif tapi ga segitunya juga kok. Tante Alice emang kadang berlebihan, Rion ga apa-apa kok kalau mau nguyel-nguyel pipi Marsha," ucap Sammy seraya menunjukan senyum manisnya.
Orion menggeleng pelan, "gak deh om, Rion ga mau pipi Marsha kenapa-napa, kalau gatal-gatal kan nanti perih juga hehe."
Gibran yang memang duduk di dekat sang anak bungsu pun lantas mengusap surai Orion dengan lembut sembari menunjukan senyum tulusnya, lalu mengecup pipi gembil Orion dengan penuh sayang. Sedangkan Alaska, Kavin, Aletta dan Zayn yang memperhatikan dalam diam menatap tak suka pada sang tante, bahkan si cantik Aletta menatap Alice dengan tatapan tajamnya.