Rigel melanglahkan tungkainya dengan malas memasuki rumah mewah Nataprawira. Para maid yang tengah berlalu lalang mengerjakan pekerjaannya pun menatap heran pada aden kecilnya lantaran saat ini waktu masih menunjukan pukul 02.00 siang, dan tidak seperti biasanya Rigel sudah pulang. Biasanya anak bungsu ayah Gibran dan ibu Nadine itu akan pulang saat matahari sudah selesai dengan tugasnya dan di gantikan dengan bulan yang akan bertugas menyinari gelapnya langit malam.
"Selamat datang aden kecil," sapa salah satu maid pada Rigel yang berjalan dengan santai melewatinya.
"Hm," sang empunya hanya mengangguk kecil dengan tatapan datar nan dinginnya.
"Aden kecil butuh sesuatu? Biar bibi siapkan," tanya sang maid.
Rigel menggeleng sebagai jawabannya, "Orion udah pulang bi?" tanyanya.
"Tuan muda kecil belum pulang, den.." jawaban dari sang maid berhasil membuat Rigel mengernyit heran.
"Tumben tuh anak belum balik? Perasaan sekarang jadwal di kampusnya cuma sampe jam 12 siang," guman Rigel membuat sang maid yang masih dapat mendengar pun menyahuti lagi.
"Tadi tuan muda kecil nelpon ke rumah, katanya mau pergi main dulu dengan tuan muda Renja dan tuan muda Naren," entah kenapa mendengar hal itu raut wajah Rigel berubah menjadi semakin dingin dan datar, sesekali juga terlihat kerutan kesal di dahinya.
"Terus yang lainnya kemana? Belum pada pulang?"
"Tuan besar Gibran dan nyonya besar Nadine kan masih di Surabaya. Tuan muda Alaska masih di kantor, lalu nona Aletta, tuan muda Kavin dan tuan muda Zayn sepertinya masih sibuk dengan urusan masing-masing. Sekarang di rumah hanya ada nyonya eyang, beliau sedang berada di halaman belakang."
Rigel mendengus kesal, "ini nih alasan gue kenapa selalu pulang malam," gumamnya seraya melanglahkan tungkainya menuju ke arah lift tanpa menghiraukan sang maid.
"Saya mau ke kamar, jangan ada yang ganggu saya, saya lagi pusing," ucap Rigel setelah memasuki lift dan tak lama pintu lift pun tertutup kembali membawa Rigel menuju lantai 2. Sedangkan para maid yang mendengar perintah sang tuan muda pun hanya mengangguk paham.
Ting! Sesampainya di lantai 2, Rigel dengan cepat melanglahkan tungkainya menuju kamarnya sendiri. Di bukanya pintu kamarnya dengan kasar dan, BRAK! Rigel menutup pintu kamar dengan sangat keras lalu melangkah menuju ranjang king size nya dan menidurkan tubuh lelahnya di sana.
"Kalau gue ga ngerasa ga enak badan, gue ga akan pulang siang-siang begini anjir. Dan sialnya setiap gue pulang siang, pasti ga ada siapa-siapa di rumah," oceh Rigel seraya mengurut pangkal hidungnya karena saat ini kepalanya tengah berdenyut nyeri.
"Sok sibuk semua anjing lah nyebelin banget, si Orion juga bukannya pulang malah nongkrong ga jelas, ga tau apa adek kembarnya ini lagi sakit!" Rigel nampaknya belum selesai mengeluarkan isi hatinya yang sedang merasa dongkol.
Namun tak lama dari itu, Rigel kembali bangun dari tidurnya seraya mengambil ponsel miliknya yang ada di saku hoodie yang saat ini masih membalut tubuhnya.
"Bodo amat, mau lo lagi nongkrong kek atau apa kek pokoknya gue ga mau tau lo harus pulang Orion!"
Rigel bersmirk ria seraya mengutak-ngatik ponselnya, terlihat anak nakal itu tengah membuka aplikasi chat.
=======================================
Orion (kakak ceunah)
Kak Rion
APA ADEKKKKKKK? IH TUMBEN LOH ADEK MANGGIL KAKAK TANPA HARUS DI SURUH DULU😍🥰🥰🥰