Pagi ini terjadi kegaduhan di kediaman Nataprawira, terlihat di ruang makan sudah ada Nadine yang terisak kecil dalam pelukan sang suami, Gibran. Lalu ada Kavin nampak duduk dalam diam dengan raut wajah khawatirnya, begitu juga dengan Aletta dan Zayn. Kegaduhan pagi ini semua terjadi karena hilangnya si bungsu, Orion.
Jadi, pagi tadi sekitar pukul 06.00 a.m. Nadine berniat untuk membangunkan Orion karena semalam sang anak berpesan bahwa ia harus bangun pagi untuk berangkat ke kampus, mengingat kegiatan ospeknya masih terus berlanjut, namun yang Nadine dapati saat ke kamar sang anak, kamar itu kosong tak berpenguni sama sekali. Nadine tak langsung panik, ia mencoba mencari si bungsu ke seluruh area kamarnya yang luas, namun nihil di kamar itu benar-benar tidak ada presensi Orion sedikit pun. Kemeja putih dan celana bahan hitamnya tidak ada di lemari, tas yang biasa di gunakan oleh Orion di tempat tas pun juga tidak ada.
Saat itulah Nadine mulai panik dan langsung memberitahu Gibran. Sama halnya dengan sang istri, Gibran juga panik, ia sudah mengerahkan seluruh maid dan juga bodyguard untuk menyusuri setiap inci rumah mewah nan megah Nataprawira ini, namun tak ada satu pun yang bisa menemukan keberadaan si bungsu. Yang ada mereka mendapati bahwa salah satu mobil di garasi berkurang satu, begitu pun dengan sang supir pribadi si bungsu yang tidak ada di tempat saat ini, karena biasanya di jam jam segini semua supir pribadi keluarga Nataprawira akan stand by di tempat, termasuk dengan supir pribadi Orion.
"Lho ada apa ini? Ibu kok nangis?" Alaska yang baru saja menginjakan kakinya di ruang keluarga pun menatap heran seluruh anggota keluarganya. Ah sepertinya si sulung belum mengetahui apa yang terjadi.
"Mas, adek ga ada di kamar hiks," jawab sang ibu seraya terisak kecil.
"Ha? Kok bisa? Adek pergi kemana? Gak mungkin kabur 'kan?" tanya Alaska lagi seraya menatap satu persatu anggota keluarganya.
"Ga tau mas, pas ibu cek tadi pagi ke kamar adek, kamarnya kosong," jawab Gibran mewakili.
"Udah di cari ke seluruh area rumah yah?" tanya Alaska lagi.
"Udah mas, semua maid dan bodyguard udah nyari tapi ga ada," kali ini Aletta yang menjawab.
"Kayanya Orion udah ke kampus deh, pake mobilnya yang Alphard, soalnya tuh mobil ga ada di garasi," timpal Kavin.
"Iya pak Oding juga ga ada di tempat," tambah Zayn.
"Terus? Ya bagus dong kalau adek udah pergi ke kampus? Kan perginya sama pak Oding juga, kok kalian semua panik gini?" heran Alaska.
"Mas Aka lupa? Adek kemarin baru check up, dokter bilang kondisi adek kali ini sedikit menurun dari biasanya jadi harus istirahat beberapa hari kedepan ga boleh melakukan aktivitas yang berat. Semalem juga adek sempat demam tinggi kan, nah sekarang adek malah pergi ke kampus ga bilang bilang, mana ini obat adek ga di bawa, adek juga belum sarapan padahal tadi malem muntah muntah itu anak," penjelasan dari Aletta membuat kedua bola mata Alaska membulat seketika.
Ya, kemarin Orion absen dari kegiatan ospek lantaran si bungsu harus melakukan check-up rutinnya di rumah sakit temani oleh sang ibu dan bang Kavin. Dokter pribadi Orion bilang, pasien menggemaskannya harus istirahat beberapa hari kedepan di karena kan kondisi jantungnya yang menurun, Orion harus benar-benar istirahat dan tidak boleh melakukan kegiatan yang menguras tenaga hingga membuatnya lelah atau jika Orion melakukannya maka akan berakibat fatal. Namun sepertinya si bungsu keluarga Nataprawira ini tak mengidahkan perkataan dokter, ia malah pergi ke kampus dan membuat seluruh keluarga Nataprawira ketar ketir.
Lantas tanpa mengatakan apapun lagi Alaska pun meraih kotak obat kecil milik sang adik yang ada di atas meja makan.
"Mas mau kemana?" tanya Gibran saat sang anak sulung sudah melangkahkan tungkainya.