13

1.4K 245 63
                                    

Sore ini di kediaman Nataprawira nampak lebih sepi dan terkesan lebih tenang dari biasanya, lantaran sang pemilik rumah, Gibran dan Nadine tengah pergi ke Bandung bersama anak sulung mereka, Alaska. Sammy juga tidak ada di rumah sejak tadi siang bersama kedua anaknya, ia memutuskan untuk membawa kedua anaknya jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta. Jadi sekarang yang berada di rumah hanya eyang Ratih, Alice, Kavin, Zayn dan Orion. Ah iya Aletta tak ada di rumah, ia harus pergi ke kampus siang tadi dikarenakan ada tugas kelompok  dadakan katanya dan mau tak mau Aletta harus pergi ke kampus untuk mengerjakan tugasnya bersama teman-teman kuliahnya di perpustakan kampusnya.

Terlihat saat ini Kavin dan Orion tengah asyik bermain game di ruang keluarga, sedangkan Zayn, kakak ke-empat Orion itu belum keluar dari kamarnya sejak siang tadi, mungkin kakaknya itu tengah mengerjakan tugasnya atau mungkin malah tidur.

"Abang, biarin Rion yang menang kali ini ya ya," rengek Orion seraya menatap fokus pada layar televisi besar yang ada di hadapannya.

"Enak aja, tidak bisa begitu dong, kali ini kan taruhannya traktir es krim satu minggu, abang ga mau ya traktir kamu soalnya kondisi keuangan sedang menipis hahaha," ucap Kavin diiringi dengan tawa garingnya.

"Atuh lah abang sekali aja, Rion juga mau ngerasain gimana rasanya jadi pemenang."

"Tenang dek jangan sedih, kamu udah jadi pemenang di hati abang." masih garing nih gombalannya.

Mendengar hal itu Orion pun menunjukan ekspresi wajahnya yang terlihat seperti orang ingin muntah.

"Pantesan suster Ana ga ke pincut, gombalan abang monoton sih. EH ABANG SABAR JANGAN DULU DI TEMBAK RION NYA HUWEEEEEEEEEE Kan kan punya Rion mati, abang mah ish," oceh Orion heboh.

Kavin tertawa puas di buatnya, lalu menepuk-nepuk kepala sang adik yang kini tengah menekuk wajahnya kesal lantaran kalah terus menerus.

"Traktir abang es krim satu minggu penuh oke anak baik?!" ujar Kavin dengan senyum puasnya.

Orion memalingkan wajahnya, lengannya sudah ia lipat di depan dada.

"Abang tuh curang! Abang kan udah sering main game itu sedangkan Rion baru coba pertama kali, tapi abang ga mau ngalah, jadi Rion yang kalah terus. Ini ga adil, ga adil, ga adil! Rion butuh keadilan!" sahutnya dengan bibirnya yang mengerucut lucu.

Kavin yang melihat pun terkekeh pelan, "itu mah emang adek nya yang payah, abang ga mau tau pokoknya adek traktir abang es krim selama satu minggu kedepan!"

"Ga mau!"

"Harus mau!"

Orion menatap tajam sang abang sedangkan yang di tatap hanya menjulurkan lidahnya.

"Tau ah kesel Rion sama abang! Lagian kan di kulkas banyak eskrim, nah abang makan aja salah satunya, wleeee.." ucap Orion seraya menjulurkan liadahnya pada sang abang.

"Gak mau, abang maunya–"

Drrtttt...

Ucapan Kavin harus terhenti saat ponselnya yang ada di meja berdering menandakan ada panggilan masuk.

"Bentar abang angkat telpon dulu," ujar Kavin yang diangguki oleh sang adik.

Kavin lantas mengambil ponselnya lalu mengangkat telpon yang berasal dari salah satu temannya.

"Oi? Kavin speaking."

"..."

"Sekarang banget? Ga bisa ntar malem aja?"

"..."

"Okeoke gue kesana."

Pip!

HE IS ORION [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang