4

2.5K 288 36
                                    

Mahesa mendudukan tubuhnya di salah satu kursi yang ada di ruangan panitia inti. Ia terlihat lelah sekali, tangannya ia gunakan untuk mengurut pangkal hidungnya. Yah, menjadi ketua panitia inti itu memang sangat melelahkan dan cukup menguras banyak tenaga juga sedikit emosi lantaran banyak maba baru yang melanggar peraturan. Azka, Rayhan dan Satya yang memang ada didalam ruangan yang sama pun hanya saling pandang satu sama lain, seolah mereka bertanya 'ada apa dengan Mahesa?'

"Kenapa bang?" Rayhan yang tak ingin menebak-nebak apa yang terjadi pun lantas bertanya.

Namun sepertinya Mahesa tidak menyadari hal itu.

"Bang Hesa woy! Di tanya Rayhan noh," seru Azka seraya menepuk pundak Mahesa, membuat sang empunya sontak menoleh.

"Eh iya apaan? Lo ngomong sama gue, Ray?" tanya Mahesa seraya menatap Rayhan.

"Sama tembok bang," jawab Rayhan seraya mendelik malas.

"Ya sama lo lah bang Hesa!" Azka ikut mengeluarkan suaranya.

"Ohiyaiya, gue ga apa-apa kok Ray, cuma lagi mumet aja mikirin ospek sama tugas dari Mr. Albert," ucap Mahesa.

"Tugas jangan di pikirin, kerjain lah. Kalau ospek kita kan kerja bareng-bareng bagi beban aja bang, jangan di tanggung sendiri."

Azka mengangguk setuju dengan ucapan Rayhan, "iya sih, tapi emang bener ospek kali ini berasa lebih berat banget," timpalnya.

"Berasa lebih berat pasti karena maba yang asalnya dari langit itu 'kan?" sahut Satya.

"Ha? Siapa jir?" tanya Azka bingung.

"Itu si rasi bintang, siapa sih namanya? Onion?" jawab Satya asal.

"Oh dia, Orion goblok," imbuh Azka.

Rayhan yang sedang makan keripik singkong pun langsung melemparkannya ke arah Satya, "sialan lo berdua, gue pengen ketawa tapi males," ujarnya.

"Hahahahaha," sedangkan Azka dan Satya pun tertawa.

"Lha bener tau, tuh anak bikin puyeng sumpah."

"Iya sih anjir, tuh anak ga ada takutnya kita bentak dan ga ada kapoknya kita hukum," ucap Azka.

"Tau dah heran gue sama tuh anak satu, untung cuma satu modelan kaya gitu," sahut Satya.

"Kalian kalah sama anak kecil? Gue sih ga. Pokoknya tuh anak harus sopan sama kita!" cetus Rayhan.

"Iya bener tuh!"

"Tapi kayanya kita terlalu keras deh sama dia," Mahesa yang sejak tadi terdiam pun ikut menimpali membuat ketiga temannya langsung menatap ke arahnya dengan tatapan heran.

"Maksud lo, bang?" tanya Rayhan dengan tatapan herannya.

"A-ah ga kok, never mind," jawab Mahesa seraya tersenyum kikuk.

"Yaudah, gimana kalau malam ini kita nongki di kafe biasa? 1 botol beer or wine lumayan lah bisa bikin kita ga pusing lagi," ucap Satya yang di angguki mantap oleh ketiganya.

"Kuy!"

"Tapi kita beresin packingan buat acara baksos dulu ya, biar besok tinggal kerjain kerjaan baru, jadi tugas ga numpuk," ucap Mahesa.

"Oke lah, sekarang udah jam 4 sore kuy lah kita packing sekarang biar besok bisa langsung di kirim," sahut Azka.

"Hadeuh kerja lembur bagai Quda samfai lufa janda tetangga."

"Satya goblok! Udah gue bilang gue lagi males ketawa!"

"Hahahaha."

.
.

HE IS ORION [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang