29

1.9K 278 70
                                    

Nadine terbangun di suatu tempat yang ia sendiri pun tak tau dimana, padahal ia ingat dengan sangat jelas bahwa ia tadi masih berada di dalam kamarnya. Lantas, ia pun mengedarkan pandangannya sembari beranjak dari duduknya, namun hanya ada rumput-rumput ilalang yang menjulang tinggi sejauh mata memandang.

Nadine terus berjalan menyusuri jalanan asing tersebut, sungguh tempat ini sangat asing untuknya. Hingga pandangannya tak sengaja tertuju pada seseorang yang saat ini tengah berlari kecil tak jauh darinya. Nadine sedikit mengernyitkan alisnya saat melihat postur tubuh seseorang itu terlihat begitu familiar baginya. Mirip sekali dengan anak bungsunya.

"O-orion.." gumamnya pelan.

Dan tak lama setelah itu, seseorang yang berlari kecil di depannya pun menoleh sembari tersenyum lebar pada Nadine.




DEG!!!





Seketika jantung Nadine perpacu dengan sangat cepat saat melihat seseorang itu yang tak lain adalah Orion, anak bungsunya. Bagaimana Orion bisa ada di tempat ini? Pikirnya.

"Adek, adek mau kemana?!" Nadine memanggil sang anak bungsu dengan lembut, tetapi sang anak malah semakin berlari membuat Nadine yang melihat pun seketika di landa panik.

"Rion! Tunggu ibu!" Nadine pun ikut berlari kecil  mengejar sang anak yang bahkan kini sudah tak ada dalam pandangannya.

Hingga langkahnya terhenti tepat di ujung jalan, dan seketika itu Nadine semakin dibuat bingung dengan tempat ini, karena yang Nadine lihat sekarang adalah sebuah hamparan taman yang sangat indah serta danau luas yang ada di ujung sana. Nadine melangkahkan tungkainya dengan perlahan menyusuri taman tersebut. Wangi semerbak bunga yang bercampur dengan alam pun tercium oleh hidungnya.

"Ini dimana? kenapa aku bisa ada disini? R-rion, Rion kemana? RION! KAMU DIMANA? IBU DISINI RION! ORION!" Nadine mencoba berteriak sekencang mungkin memanggil sang anak, berharap si bungsu yang sempat tadi terlihat olehnya akan kembali datang menghampirinya.

"ADEK! ADEK DIMANA? AYO KITA PULANG SAYANG!" sekali lagi Nadine berteriak, namun nihil ia tak bisa menemukan sang anak, hanya hembusan angin dan kicauan burung yang menyahutinya.

Nadine terus berjalan entah kemana, hingga langkahnya kembali terhenti saat melihat seorang wanita cantik yang tak jauh dari hadapannya. Wanita itu terlihat sangat cantik dengan gaun putih yang membalut tubuhnya, ditambah lagi saat ini wanita itu tengah mencium setangkai bunga yang ada di genggamannya. Lalu tanpa berpikir panjang lagi Nadine pun langsung menghampiri wanita cantik tersebut.

"Permisi.."

Saat mendengar suara Nadine, seseorang itu langsung menoleh sembari menunjukan senyumnya, dan sekali lagi Nadine dibuat terkejut karenanya.

"A-aulia?" gumam Nadine seraya menatap tak percaya pada seseorang yang kini tengah berdiri tepat di depannya.

"Mbak Nadine," seorang wanita cantik yang dipanggil 'Aulia' oleh Nadine pun akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Kamu Aulia?" tanya Nadine hati-hati.

Dan wanita cantik itu mengangguk sebagai jawabannya, dan hal itu sontak membuat kedua bola mata Nadine langsung membulat seketika.

"G-gak, ga mungkin, bukannya A-aulia udah meninggal," Nadine menggelengkan kepalanya pelan.

"Ini rumah ku, mbak.." sang wanita cantik yang beranama Aulia itu tersenyum manis.

"Gak mungkin, saya pasti mimpi, ya ini pasti mimpi," gumam Nadine.

Jujur, dalam hatinya Nadine mulai ketakutan. Jika Aulia bilang ini adalah rumahnya, lantas kenapa tadi ia bisa melihat anak bungsu– ah maksudnya Orion ada disini?

HE IS ORION [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang