¹². Regan Sesek Nafas.

22.6K 1.6K 87
                                    

Setelah kejadian tadi, Regan di kelas gabisa tenang. Senyam senyum gajelas sampe Aldi yang di sebelah nya heran.

Padahal ada guru yang jelasin di depan, tapi Regan ga merhatiin malah senyam senyum sendiri.

Aldi menyentok lengan Regan dengan sikunya sampai sang empu tersadar dari lamunannya dan menoleh Aldi dengan sinis.

"Apa?!." Tanya Regan berbisik tapi sedikit nyolot.

"Lo waras?." Tanya Aldi balik juga berbisik lalu menempelkan tangan nya di dahi Regan. Regan menepis tangan Aldi dengan kasar.

"Lo kali yang gila!."

"Idih, orang elo yang dari tadi senyam senyum."

"Yakan gue emang suka sen--

"REGAN! ALDI!." Regan dan Aldi kembali menegakkam tubuhnya saat mendengar teriakan Guru IPS di depan mereka.

Terlihat guru itu berdecak dan melanjutkan penjelasan nya lagi sambil sesekali melirik ke arah Aldi dan Regan. Agak was was, takut mereka ngobrol lagi.

•••

Sepulang sekolah, Bapaknya tiba tiba chat Regan, Bilang kalo gabisa jemput hari ini karna Lagi siap siap buat keluar kota.

Sekarang Regan yang bingung. Mau suruh anterin Aldi, Lah tu anak udah janjian Sama Rizal duluan. Maklumlah pasangan Homo.

Regan sebenernya udah mutusin buat nunggu Bis aja, Kaya dulu pas sama Pak Rion. Kira-kira hari ini dia nungguin bis lagi ga ya? Pikir Regan.

"Dia naik bis ga ya? Kalo naik kan bisa nunggu bedua gitu. Bwahahaha anjir, berharap bener dah!." Regan menepuk dahinya sendiri setelah selesai berbicara dengan dirinya sendiri.

"Iya, saya naik bis hari ini."

"SETAN, MEMEK!." Regan loncat dari duduknya dan segera berdiri dan menghadap kebelakang.

Ternyata Gurunya, Njir!

Mana dia habis ngumpat lagi.

"E-eh... Pak Rion... Hehe hehe. M-mau naik bis ya pak?." Regan tersenyum aneh kepada gurunya. Malu lah anjay, Orang habis ngumpat di depan gurunya.

"Iya. Santai aja. Sekarang kan diluar sekolah." Jawab Rion sambil ikut duduk di sebelah Regan dan menyilangkan tangannya di depan dada lalu menatap ke depan.

"Oke, Mas!."

"Hah?." Tunggu dulu, Rion bug sama Ucapan Regan barusan. Ga salah denger kan dia?, kaya nya engga deh, soalnya kemarin habis korok telinga.

Regan tersenyum lebar lalu mengangguk anggukkan kepalanya.

"Kaya nya bagus deh panggil begitu! Kan diluar sekolah, Ya kan pak? Yakan? Yakan?." Rion hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Mas bisa panggil kamu Dek aja?."

Blush.

Yaelah pak, kalo mau buat Regan kepanasan ga gini juga kali.

Regan memalingkan wajahnya saat mendengar pertanyaan dari gurunya. Wajahnya jelas jelas memerah saat ini. Gatau, Salting aja Si Regan! Padahal gitu doang.

Kaya, Gimana ya.. berasa ada panggilan istimewa gitu lo.

Regan berdehem untuk menghilangkan rasa canggung yang dia alami.

"O-oh boleh. Terserah bapak aja sih." Jawab Regan tanpa menatap wajah Rion.

Sang guru yang tau bahwa muridnya sedang malu itu malah berniat untuk menggodanya.

"Kamu salah tingkah ya? Hadap sini dong." Ujar Rion dengan sengaja sambil merangkul Regan.

Kan, Jantung Regan mau copot dari tempatnya.

"Enggak ya, Dih!." Jawab Regan sambil terus menghadap ke samping.

"Dek, Hadap ke Mas dong." Rion dengan sengaja berbicara seperti itu sambil menggoyangkan tubuh Regan yang sedang dia rangkul.

"Apasih pak! Lepas!." Regan menoleh dan menatap guru itu dengan tatapan garangnya. Sang guru yang malah gemas dengan ekspresi anak itu sekarang berpura pura menunjukkan ekspresi takutnya dan segera melepaskan rangkulannya.

"Galak banget sih Dedeknya Mas!."

"Anjir, Mas! Stop! Eh maksud gue Pak!." Regan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan nya. Hati Regan udah berantakan banget rasanya. Bener bener ga sanggup kalo di baperin terus sama nih guru.

Lagian, Bukannya baperin cewek malah bikin Regan baper.

Rion terkekeh dan menggeleng pelan. Lalu tangannya terulur untuk mengusap rambut anak SMA yang masih setia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan nya.

Jantung Rion berdetak dua kali lebih cepat setiap dekat dengan muridnya ini. Walaupun begitu, Semua yang dia rasakan saat ini selalu dia tolak. Merasa tidak normal karena merasakan seperti itu terhadap muridnya sendiri.

Menatap Regan yang sedang malu malu seperti ini, membuat Rion semakin tidak bisa mengontrol perasaannya.

"Regan, Jangan terlalu lucu." Ujar Rion sembari tersenyum dan terus mengusap rambut lembut milik Regan.

Regan rasanya mau pingsan! Bener bener gakuat diperlakuin kaya gini sama gurunya. Emang anjir ini guru!

Regan jadi makin suka, Kan!

"Emang saya lucu dari dulu pak." Jawab Regan dengan suara yang sedikit redam karna wajahnya masih ia tutupi dengan kedua telapak tangannya.

"Hm. Saya tau."

Rion dengan paksa menarik tangan Regan supaya tidak menutupi wajah lucu bocah itu. Dan langsung bisa dia lihat, Wajah yang memerah milik anak itu sangat terlihat jelas karna kulit putihnya.

Regan menutup matanya dengan erat saat dirasa Tangan nya sudah tidak bisa lagi menutupi wajahnya. Karna tangannya dicekal dengan erat oleh sang Guru.

"Kamu itu selalu lucu. Dari jaman kamu kelas lima, sampai sekarang."

"UDAH IH PAK! SAYA GAKUAT!. Mau pingsan ah!." Tubuh Regan benar benar ambruk setelah mengatakan itu. Dengan sigap Rion memeluk tubuh bocah yang jelas pura pura pingsan ini.

"Gausah pura pura pingsan, Dedeknya Mas Rion."

Sesek nafas. Sumpah, Regan sesek nafas. Dia gamau nunjukin kalo dia baper sama semua perkataan sama perbuatan ni guru, Tapi gurunya ini nekat, Ya gimana dia ga salting coba...

"Ada bis, Dek. Kamu ikut gak?."

















































Ngebayangin kalo ini ForceBook beneran aja gue udh mau kayanggggg😭

Aaaaaaaa pengen mereka punya series bareng lagi, Ih😓

•••

Vote, komen, And follow supaya terus dapet notifikasi dari saya kalo saya udh update.

Btw saya ada cerita baru, Publish ga ya?🤔

---

Btw aku sebenernya agak maloe, karena temanku yang bernama ayu kristenana membaca cerita inihh, sungguh memalukan, tapi tk apa🥰

My Teacher? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang