Sekolah berjalan seperti biasa, Tapi sekolah lebih tenang sejak Regan belajar di ruangan BK.
Masalah kemarin, Belum terselesaikan sampai disini.
Rion dan Regan sedang saling berdiam di satu ruangan yang sama, Yaitu ruang BK.
Masalah Pian, Dia tadi sebelum jam masuk pelajaran menemui Regan dan langsung Regan kasih kata kata pedas, contoh nya> "Gue ga bilang ya sat kalo gue ngasih kesempatan buat lo! Dikira pipi gue ini bahan ciuman semua orang apa lo main cipok cipok aja? Otak lu di taruh di dengkul apa dimana?. Gue berantem sama 'Pacar' gue, gara gara kemarin pas nonton dari kejauhan dia liat lo nyium gue."
Perkataan itu pasti membuat Pian sedih, Anak itu bilang jika dia mundur saja Kalau Regan sudah memiliki kekasih. Ya jelasnya Regan senang dong.
Kembali lagi ke dua manusia yang berada di Ruang BK.
Regan sedari tadi menatapi Rion yang hanya membolak balikkan buku dan seolah tak menganggap dirinya.
Regan ingin menjelaskan, tapi bibirnya kelu dan dia tidak tau ingin mulai darimana.
Regan tidak pernah berada di posisi seserius ini, Hidup nya penuh lawak doang, jadi wajar kalo dia bingung.
Akhirnya dia memutuskan untuk memulai pembicaraan terlebih dulu saja daripada masalahnya semakin rumit.
"Emm, Pak." Panggil Regan pelan sambil meneguk ludahnya kasar karna gugup. Rion tak kunjung menjawab Regan membuat Regan menghela nafasnya.
"M-masalah Pian kemarin... Se-sebenernya bapak Salah liat kok. Kita cuma--
"Kenapa kamu harus menjelaskan itu ke saya?." Potong Rion dengan Cepat. Regan membuka kecil mulutnya saat mendengar pertanyaan dari Rion.
Apakah, Rion sudah tidak peduli dengan nya? Jadi, selama ini dia di anggap apa?. Pelampiasan kah?, Pikir Regan.
"Karna Mas bilang, mas jatuh cinta sama Regan. Regan harus jelasin ini semua mas, supaya mas ga sakit hati." Ujarnya lagi dengan suara yang sedikit bergetar.
Rion mengangguk anggukkan kepalanya, masih dengan posisi menunduk.
"Tapi saya bukan siapa siapamu."
Deg.
Kukira hubungan kita spesial, ternyata biasa saja.
Jantung Regan berhenti berdetak untuk sejenak. Memang Rion bukan siapa siapanya, tapi jika dia mencintai Regan, apakah Rion tidak sepeduli ini?
"Saya sakit hati, -tapi... Saya tidak berhak cemburu, Hidupmu itu pilihanmu. Sekali lagi, saya juga bukan siapa-siapa mu, kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu, Regan Argantara."
Brak!
Rion tersentak dan dengan cepat mendongak dan menatap Regan ketika Regan menggebrak meja denagn keras dan berdiri dadi duduknya.
"TAPI DI HIDUP GUE, LO GUE ANGGEP ORANG SPESIAL, TOLOL!." Ujar Regan dengan mata yang sedikit memerah dan menatap marah Rion.
Masih imut kok gan walaupun kamu begitu .
"LO ANGGEP GUE BUKAN SIAPA SIAPA LO?! SEAKAN KITA GA KENAL?!. PERLU LO TAU! GUE.CINTA.SAMA.LO, BANGSAT! LO GUE ANGGEP ORANG PALING SPESIAL!." Dada Regan bergemuruh saat meneriakkan semua itu di depan Rion yang diam tak berkutik.
"Reg--
"Persetan sama yang namanya sopan ke guru. Oke, Fine, Jangan pernah lo anggep gue pernah nyatain ini semua ke lo. Stop Sok perhatian lagi sama gue kalok lo cuma mau jadiin gue pelampiasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher? [End]
Novela Juvenil"Oih! Bapak senyum ya pak?!." Rion hanya menggeleng kan kepalanya lalu mendului Regan dan berjalan ke kantin. "Aduh hati gue gejedar gejedor!." Regan memegangi dadanya sambil tersenyum lebar dan mengejar guru tampan nya. BXB BOYXBOY HOMO! YANG HOMOP...