Terhitung sudah 3 hari, Regan mencueki Rion. Bahkan menganggap bahwa orang itu tidak ada sampai Rion sangat gelisah dan tidak fokus mengajar.
Seperti saat ini, dia sedang mengajar di kelas Regan, tapi dia hanya duduk sambil melamun ke arah Regan.
Biasanya dia akan mengajarkan ini itu dan bercerita. Tapi dia hanya diam memandangi Bangku Aldi dan Regan sampai semuanya heran.
Tapi Regan malah diam, menunduk sembari menulis sesuatu.
Sukurin yon. Salah siapaaaaa coba!
"Regan Argantara." Panggil nya sedikit berteriak. Yang di panggil mendongakkan kepala nya, menatap guru itu sembari memincingkan alisnya.
Regan itu balas dendam tauk! Bener bener bales dendam! Soalnya sumpah, sebel banget dia. Disiksa terus ditinggal kaya beberapa hari yang lalu. Dikira Regan boneka apa ya.
"Saya minta maaf." Ujarnya dengan serius. Kelas menjadi ricuh, Banyak yang berbisik bisik sampai kelas menjadi ricuh.
Semua mata tertuju kepada Regan yang menggertakkan giginya. Ada ada aja, minta maaf di depan orang banyak gini dikira ga bakal ada yang curiga apa ya?!
"Saya minta maaf atas kesalahan saya beberapa hari yang lalu. Sorry, Mochi. Saya minta maaf, saya kehilangan kesadaran. Maaf menyiksamu." Ucapnya dengan lantang di depan kelas Dengan tulus. Sampai satu kelas menganga heran melihat pemandangan di depan mereka.
Regan membulat kan matanya lalu berdiri dan segera menarik guru itu untuk lari dari keluar kelas.
Aldi dan Rizal pun sekarang dikerumuni wartawan kelas yang bertanya tanya kepada mereka.
Sedangkan Regan menarik guru itu ke belakang sekolah dan menghempaskan kasar tangan guru itu.
"Apasih anjing! Malu maluin tau gak!." Bentak nya dengan wajah memerah.
"Maafin Mas. Plis, mas hari itu kehilangan kendali. Mau janji kalo ga bakal ngelakuin, mas ga yakin kalo mas ga bakal gitu lagi." Ungkapnya dengan nada sedih.
"Ya tapi caranya gak gitu bangsat! Lo minta maaf kaya gitu tadi lo kira semua orang ga bakal curiga gitu?! Kita bakal digosipin tau! Cara lo minta maaf tu salah!." Omel Regan menggebu gebu.
Rion menunduk diam lalu menghela nafasnya untuk sedikit meredam emosinya.
"Terus... Mas harus pake cara apa lagi? Udah berkali kali mas minta maaf pake cara yang beda, Mochi..." Jawabnya dengan nada keputus asaan.
Sukurin lu tua bangka🗿
"Usaha dong!."
"Mas udah usaha, bahkan sampek beliin kamu motor baru loh walaupun kamu tolak, tapi motor nya masih di rumah mas."
Regan berdecih pelan.
"Terus? Gue kaya dibayar anjir jadinya!." Bentak Regan lagi membuat Rion menghela nafas pasrah.
"Sayang, gak gitu. Maksud Mas, mas cuma pengen dapet maaf dari kamu. Karna mas gatau mau apa, ya udah kaya gitu aja. Kecuali kalo kamu minta sesuatu, bakal mas turutin sayang." Ucap Rion tulus.
Regan menatap ragu Rion, "Serius? Mau lakuin apapun yang gue minta?."
"Yes. Asal jangan yang gabisa mas jangkau ya."
"Oke! Nanti malem, Makan boncabe level emm semua level ampe abis!." Ujar Regan. Kenapa Regan mengucap kan itu? Ya jelas karna Rion ga suka pedes lah.
"HAH?!."
Ok, Rasakan itu Rion.
"Kalo gamau yaudah, ga gue maafin."
"T-tapi mochi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher? [End]
Teen Fiction"Oih! Bapak senyum ya pak?!." Rion hanya menggeleng kan kepalanya lalu mendului Regan dan berjalan ke kantin. "Aduh hati gue gejedar gejedor!." Regan memegangi dadanya sambil tersenyum lebar dan mengejar guru tampan nya. BXB BOYXBOY HOMO! YANG HOMOP...