Regan kemarin malam akhirnya mendapat kost an yang pas untuk dirinya, dia juga menjelaskan kepada ibu kost apakah boleh jika dia hanya menginap satu Minggu saja, Dan ibu kost nya membolehkan nya.
Malahan orang itu sangat berbaik hati, karna Regan hanya tinggal satu minggu, Ibu kost menyuruh Regan untuk tidak membayar saja. Soalnya Cuma sebentar ngekost nya.
Yang jelas Regan seneng dong. Hoki banget ketemu ibu kost baik hati, kagak kaya ibu kost biasanya yang galak minta ampun.
Dia sekarang tengah merebahkan dirinya di kasur dengan posisi tidur terlentang. Dia melamun menatap atap kost an nya itu dengan tenang.
Perlahan, air matanya turun sedikit demi sedikit.
"Hiks... Jahat banget bapak gue, anjing." Gumamnya pelan sambil terisak.
Dia menangis tanpa suara di dalam kamar kost an.
Rasanya hatinya sakit karna perkataan orang tuanya. Apakah Regan sangat memalukan ya?, Menurut Regan selama ini dia sudah sering membanggakan orang tuanya dengan prestasi nya.
Dia sudah hampir 10 kali mengikuti olimpiade IPA dan Matematika, yang pasti mendapat kan piala dan juga piagam. Tapi, Regan masih tetap sememalukan itu?
Bangsat.
Memang dia nakal. Semua prestasi nya tertutup dengan sifatnya.
Dadanya terasa sesak. Dia sampai diusir dari rumah karena saking memalukan nya. Ngomong ngomong, jika dia bisa memilih, dia juga tidak ingin menjadi homo.
"Regan!."
Tok
Tok
Tok
Tok
"Regan! Ini Mas Rion! Kamu di dalem nggak?." Regan terlonjak dari tidurnya, dia segera duduk dan mengusap air matanya dengan kasar.
Ngapain dah tu guru malem malem kesini? Hampir jam sembilan loh.
Dengan cepat Regan mengusapi matanya dan mengaca apakah ia terlihat seperti habis menangis.
Ternyata iya.
Dia butuh waktu minimal lima menit untuk menghilangkan jejak ini.
Hidungnya merah njir kalo abis nangis.
Nah! Dia punya ide sekarang!
Dia segera berdiri dari duduknya dan melesat untuk membukakan pintu.
Terpampang lah Rion dengan sekantong plastik berwarna hitam!
"Wuishhh, guru gue! Ngapain kesini malem malem?." Tanya regan dengan senyum lebarnya. Tapi Rion malah menatap anak itu dengan mengernyit.
"Idungmu merah? Kenapa?." Tanya Rion. Regan sedikit gelagapan sebelum menjawab pertanyaan dari Rion, lalu ia tersenyum lembut.
"Tadi kedinginan, njir! Pilek dikit." Jawabnya sambil mengusap usap hidungnya. Rion mengangguk pelan lalu ikut tersenyum tipis.
"Hm, kalo gitu ayo masuk, masa mas mau kamu biarin di luar gini?." Tanya Rion lalu terkekeh kecil.
Regan ikut tertawa pelan lalu menggandeng tangan guru itu untuk memasuki kost-annya yang kosong tanpa isi. Hanya ada kasur saja.
"Perasaan disini anget, kok bisa dia kedinginan ya?." Batin Rion heran saat sudah sampai di dalam.
"Bawa apaan tuch? Gamau kasih liat nih?." Tanya Regan dengan senyum tengilnya sambil menaik turunkan alisnya. Rion mendengus geli dan segera duduk di kasur bocah itu dan membuka plastik yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher? [End]
Teen Fiction"Oih! Bapak senyum ya pak?!." Rion hanya menggeleng kan kepalanya lalu mendului Regan dan berjalan ke kantin. "Aduh hati gue gejedar gejedor!." Regan memegangi dadanya sambil tersenyum lebar dan mengejar guru tampan nya. BXB BOYXBOY HOMO! YANG HOMOP...