35. Yakin?

3.3K 278 12
                                    

"Lo ngapain ke sini!?"

"Dih apaan sih sinis amat. Gue aja di suruh sama Raka."

Jendra menoleh pada Raka seolah meminta penjelasan.

"Bener kok. Lagian daripada sepi kan mending aku suruh mereka kesini," ujar Raka sambil memakan keripiknya.

Jendra berdecak kesal. Ia melihat Dimas tersenyum kemenangan.

"Ya udah masuk!"

"Semenjak baikan sama kamu, Jendra emang jadi brutal gitu ya? Saya kira bakal lebih ramah ke temennya. Ternyata makin-"

"Makin apa!" Jendra melempar sebuah apel hingga mengenai hidung Dimas.

Dimas menggeleng brutal. Ia langsung mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Ga Jen, canda."

"Jendra, Raka." Suara Faza membuat mereka menoleh.

"Ini," ujarnya sembari memberikan sebuah tiket.

"Apaan nih?" Tanya Raka. Tangannya mengambil 2 buah tiket yang diberikan.

"Tiket nonton."

"Kapan? Film apa?

"Jam dua. Action."

"Mendadak banget?" Raka bertanya kesal.

Faza hanya menyengir. Zen yang ada disebelahnya hanya menggelengkan kepalanya.

"Nih." Zen menyodorkan sebuah plastik bewarna putih padanya.

"Wihh makasih. Makin sayang deh," ujar Raka. Ia memeluk lengan Zen erat.

Jendra menatap mereka berdua tajam. Zen bergidik ngeri dan menepuk kening Raka.

"Pawang lo ngeri cok," bisik Zen melirik lelaki di dekatnya.

"Ini hawanya emang panas banget ya? Perasaan lagi agak mendung," ucap Dimas. Ia mengibaskan tangannya seolah sedang kepanasan.

Bugh

Dimas meringis ketika hidungnya lagi-lagi menjadi korban.

"Sialan."

Mereka tertawa melihat Jendra yang sudah berdecak kesal.

"Gue siap-siap dulu deh!" Raka berdiri dan melangkah menuju kamarnya.

Begitu juga dengan Jendra. Ia pamit untuk berganti baju, sedangkan yang lain memilih untuk memakan camilan yang ada di meja.

.

.

.

Kini, mereka sudah berada di bioskop. Ketika akan masuk ruangan, Raka dicegat oleh salah satu pegawai.

"Maaf, masnya sudah tujuh belas tahun? Kalau belum, masnya engga bisa masuk."

Sontak, yang mendengarnya menahan tawa. Sedangkan Raka sudah menahan kesal.

Apakah ia terlihat seperti anak-anak? Padahal ia sudah merasa tinggi. Ya, walaupun akan terlihat pendek jika dibandingkan dengan Jendra, Zen, dan juga Dimas.

Bahkan Faza lebih tinggi 5cm darinya.

"Udah pak! Nih KTP saya," ucap Raka kesal sambil memperlihatkan KTP nya.

"Emang saya keliatan kek bocil apa!?" Sewotnya menatap sinis pegawai itu.

Pegawai itu mengangguk dan tersenyum kikuk. "Maaf mas, saya kira belum tujuh belas tahun. Silahkan, maaf mengganggu."

Mereka melanjutkan langkahnya. Tempat duduk mereka berjejeran, agar tidak terpencar saat keluar.

"Masnya udah punya KTP belum mas? Kalo belum ga boleh masuk loh," ledek Dimas.

Eternal; Shanka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang