"Saya mohon izinkan saya bertemu Shirohige". Seorang wanita dan bayi satu tahun di gendongannya bersikeras ingin bertemu dengan kapten Bajak Laut Shirohige. "Saya ingin menyampaikan sesuatu padanya. Saya mohon".
Marco menatap wanita tersebut lalu menghela nafas. "Tunggu sebentar, aku akan tanyakan kepada Oyaji terlebih dahulu".
"Marco..."
Marco yang mendengar seseorang memanggilnya seketika menoleh. "Oyaji, ada yang ingin bertemu dengan mu". Shirohige menatap Marco dan seorang wanita dengan bayi di gendongannya dari atas kapal.
"Anda adalah Shirohige?". Wanita tersebut berkaca-kaca seperti ingin menangis. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. "Maaf karena saya lancang. Saya sudah menunggu kedatangan Anda".
"Marco, biarkan dia naik ke kapal". Shirohige berjalan ke arah singgasananya. Marco mengajak wanita tersebut ke atas kapal. Sedangkan anak-anak Shirohige yang lain hanya memperhatikan saja.
"Ace, ada apa dengan wajah mu?"
"Diam, Sabo. Aku curiga dengan Wanita itu".
"Hah? Kau ini..."
Itu adalah percakapan bisik-bisik antara Ace dan Sabo, salah dua anak atau kru Bajak Laut Shirohige. Kedua pemuda tersebut duduk di dek kapal seraya memperhatikan wanita yang tiba-tiba datang dan ingin bertemu Shirohige.
"Jadi, apa yang membuat mu ingin bertemu dengan ku?". Shirohige dan Wanita tersebut sedang berbicara dan diperhatikan oleh anak-anaknya. Ace yang tidak jauh dari sana merengut tidak suka. Entah karena apa. Tapi firasatnya mengatakan dia akan mendapatkan saudara baru.
"Maaf saya lancang. Sebelumnya perkenalkan saya Octavie. Saya sudah lama menunggu kedatangan anda ke pulau ini, karena saya ingin menyampaikan amanat dari saudara saya". Octavie menatap ke arah bayi yang kini bergerak di pangkuannya.
"Saudara saya, Louise, ibu dari bayi ini mengatakan bahwa saya harus menyerahkan anak ini kepada Anda".
Hening. Seisi kapal seperti tidak ada satu suara pun yang terdengar. Hanya suara deru ombak yang menabrak sisi kapal. Sedangkan Shirohige menatap bayi yang ada di pangkuan wanita yangbaru saja memperkenalkan diri sebagai Octavie
"Menyerahkan bayi itu kepada ku?". Shirohige memecah keheningan dengan pertanyaannya. "Kenapa ibunya menyerahkannya pada ku?"
"Benar saja. Firasat ku mengatakan seperti itu". Ace yang mendengar percakapan Shirohige dan Octavie menggumam pelan. Sabo di sampingnya seperti mengerti dengan maksud pemuda bersurai hitam yang sudah lama menjadi saudaranya itu.
"Louise meramalkan anak ini akan membawa mala petaka besar bagi pemerintah dunia. Ayahnya adalah seorang yang paling dicari, Revolusioner Dragon".
Semua yang berada di kapal tak terkecuali Shirohige terkejut mendengar nama itu. "D-Dragon?". Marco buka suara setelah sejak beberapa saat tadi hanya diam.
Sabo dan Ace tak kalah terkejut. "Dragon memiliki seorang anak?". Sabo seperti tidak percaya dengan dengan apa yang Octavie katakan. Sedangkan Ace mencoba mencerna apa yang dia dengar.
"Woi, Marco. Apa kita tidak salah dengar?". Namur berbisik dengan Marco di sebelahnya.
"Jelas-jelas dia mengatakan seperti itu". Bisik Marco kembali.
Shirohige tidak menunjukkan emosi apapun. Dia seperti mengerti kenapa Dragon malah menyerahkan bayi itu kepada wanita yang menatapnya penuh harap. "Lalu, kemana Louise sekarang? Dan kenapa dia ingin aku mengurus anaknya?"
"Louise sudah meninggal dunia enam bulan lalu. Dia sudah meramal takdir anaknya sejak masih dalam kandungan. Dragon juga mempercayainya".
Semua yang berada di sana menyimak apa yang akan Octavie selanjutnya katakan.