9

1K 91 7
                                    

WARNING!!! TYPO DAN EYD BERANTAKAN


Octavie sangat senang mengetahui Luffy akan tinggal lebih lama bersamanya. Belum lagi Luffy membawa serta teman-temannya untuk berlatih. Wanita paruh baya itu tidak keberatan sama sekali untuk menampung mereka semua.

Luffy membawa teman-temannya untuk masuk ke dalam hutan. Letaknya tidak terlalu jauh dari bukit tempat makam sang ibu. Luffy menoleh ke arah bukit itu dan tersenyum.

"Di sana." Tunjuk Luffy ke arah bukit yang indah ditumbuhi berbagai macam bunga. "Makam ibuku," lanjutnya.

Teman-temannya melihat ke arah yang ditunjuk Luffy. Mereka lalu tersenyum dan menatap Luffy yang masih belum menurunkan jari telunjuknya. Wajah kaptennya itu sangat damai diterpa angin yang berhembus pelan.

"Tempatnya sangat indah," ucap Nami mengagumi keindahan tempat itu. Sekilas ia teringat dengan ibu angkatnya yang sudah meninggal.

"Pasti kita akan betah berlatih di sini. Tempat ini juga sangat damai." Zoro melanjutkan langkah kakinya mengikuti Luffy. Diikuti oleh yang lain di belakang.

Sampailah mereka ke dalam hutan. Ocatvie mengatakan bahwa hutan ini banyak tumbuhan raksasa dan tidak terjamah oleh manusia. Usop sangat kagum melihat tumbuhan dengan ukuran tidak wajar. Dia berencana untuk melakukan percobaan dengan membuat peluru dari biji-biji tumbuhan tersebut.

"Tempat ini sempurna untuk kita berlatih." Sanji menghisap batang rokok dan mengembuskan asap ke udara.

"Jika enam bulan tidak cukup, kita bisa menambahkannya menjadi satu tahun," ujar Luffy.

Teman-temannya setuju untuk itu. Mereka sudah mengikuti kaptennya. Jadi, apa pun keputusan Luffy, itu adalah mutlak.


Di Dunia Baru

Law keluar dari kapal selam setelah kapal itu keluar dari dalam air. Tidak lama kemudian kapal milik Kid mendekat. Law berkacak sebelah pinggang dengan satu tangannya memegang katana panjang melihat kapal saudara angkatnya itu. Entah kenapa semakin hari kapal mereka semakin terlihat seram dengan tengkorak kepala binatang raksasa terpajang di depan kapalnya.

"Eusstas ya. Penampilan kapalmu seperti bajak laut penjahat."

Kid mendengus mendengar Law mengomentari kapalnya.

"Ini adalah desain terbaik. Kau tahu? Tengkorak itu asli," ujarnya bangga.

"Ck, sangat cocok dengan penampilanmu," decak Law masih dengan posisi awal.

"Sampai kapan kalian di situ yoi," teriak Marco dari atas Moby Dick. Mereka sudah menunggu dua orang itu untuk naik. Tapi kenapa rasanya lama sekali?

Law, Kid, dan kru mereka lalu naik ke kapal yang selalu menjadi tempat mereka pulang. Kedatangan mereka disambut tawa oleh Shirohige. Tidak biasanya mereka berdua pulang di waktu yang sama.

"Oyaji. Ini sake untukmu." Kid memberikan sebotol besar sake kepada Shirohige. Law pun melakukan hal yang sama.

"Kami sudah melihat poster buronan Luffy ya. Dia menghajar angkatan laut. Tanpa basa basi langsung membuat onar," seringainya bangga. Law masih ingat apa yang dilakukan pemerintah terhadap keluarga dan semua orang di kota tempat ia tinggal dulu. Rasanya sangat puas mengetahui Luffy menghajar angkatan laut itu.

"Aku penasaran seperti apa kru yang dia temukan," ujar Kid. Dia berharap bisa bertemu dengan Luffy. Sudah lama sekali sejak terakhir dia berkunjung ke Moby Dick sebelum Luffy berlayar.

"Yang paling parah ingin bertemu jelas dua orang itu yoi," tunjuk Marco kenarah Ace dan Sabo dengan dagunya. Dua orang itu tidak mengatakan apa pun karena itu memang benar.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang