23

1K 86 22
                                    

Prajurit angkatan laut sibuk memperbaiki gedung Markas Besar yang hancur. Hampir dua minggu mereka bekerja untuk memulihkan kembali kondisi usai perang. Wajah pemerintah seperti mendapat tamparan keras setelah gagal melakukan eksekusi terhadap Ace. Gorosei mulai panik dan resah, pasalnya buah iblis yang mereka incar ternyata sudah bangkit dan menjadi ancaman besar. Terutama klan D semakin berani menampakkan diri.

Keadilan mutlak adalah salah satu hal yang amat dijunjung tinggi oleh pemerintah dunia. Namun, keadilan hanyalah kulit yang membungkus segala kebusukan di dalamnya. Pemerintah adalah penindas tertinggi jika dijabarkan lebih dalam. Para peneliti di Ohara, misalnya. Mereka mati sia-sia karena berusaha untuk meneliti abad kekosongan. Atau para manusia yang dijadikan budak oleh Tenryuubito yang mengaku sebagai keturunan dewa. Pemerintah tidak akan bertindak untuk membebaskan mereka. Yang pemerintah lakukan adalah hal sebaliknya, melindungi para Tenryuubito.

*****

Kru Mugiwara melambaikan tangan dari atas kapal. Akhirnya mereka mninggalkan pulau dan melanjutkan petualangan untuk menggapai impian mereka.

"Hah, mereka pergi. Aku akan putus asa karena merindukannya."

Kapal Sunny belum hilang dari pandangan, Ace sudah mengeluh merindukan adiknya.

Sabo memeluk pundak Ace, menepuknya pelan seperti memberi tanda untuk memandangnya. Wajah mereka berhadapan saling pandang satu sama lain.

"Jika kamu merindukannya, lihat saja wajahku. Bukankah mataku dan Luffy mirip?" Senyumnya mengembang dengan menunjuk wajahnya sendiri. "Lihat, aku juga manis seperti Luffy."

"Marco ya, perlukah untuk melakukan operasi? Pada otaknya, mungkin." Law menunjuk Sabo dengan dagunya.

"Sudah kubilang, 'kan? Anak-anak Shirohige tidak ada yang waras," sarkas Kid seperti dia bukan bagian dari anak Oyaji.

"Hentikan, sialan. Jangan merusak ingatan tentang adikku dengan wajah menjijikkan itu," Ace berkata dengan wajah datar.

Shirohige terbahak lalu meninggalkan mereka naik ke atas kapal. Marco dan yang lain mengikuti dari belakang meninggalkan Ace dan Sabo yang mulai berdebat.

"Apa kau bilang? Wajahku tampan, Ace."

"Tidak. Jangan katakan itu."

"Haaahhh?

*****

"KANPAI!!!"

Semua orang berseru dengan segelas sake di tangan masing-masing. Mereka mengadakan pesta kecil untuk menyambut kru baru, Siryuu.

"Sake dari Oyaji memang enak," ucap Zoro setelah meneguk setengah dari gelas sakenya. Sepertinya dia sudah akrab dengan Shirohige.

"Kelompok ini menyenangkan, ya. Aku tidak pernah bertemu dengan bajak laut seperti ini."

Luffy tertawa mendengar ucapan Siryuu. Memang benar yang dikatakan anggota baru tersebut. Setelah beberapa hari bersama mereka, Siryuu mulai paham dengan konsep Bajak Laut Mugiwara ini. Tidak ada penghalang antara kapten dan kru. Mereka berinteraksi layaknya teman. Meski pun begitu mereka tidak lupa akan peran kapten mereka.

"Kuharap kamu akan betah dengan kelompok aneh ini." Sanji menuangkan sake ke dalam gelas Siryuu yang sudah kosong.

"Biar kuberi tahu satu hal, Siryuu. Jika sudah terjebak dalam kelompok bajak laut gila ini akan sulit untuk melepaskan diri," Zoro menyambung ucapan Sanji. "Dan turut berduka karena kamu akan menjadi bagiannya."

Brook ingat Zoro pernah mengatakan hal yang sama ketika dirinya baru saja bergabung. Tengkorak itu tertawa, "Kau pernah mengatakan itu padaku, Zoro san."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang