Angin laut berhembus kencang. Arus laut begitu tenang seperti memberi secuil harapan untuk berlayar. Namun, hentakan basento milik orang terkuat di dunia membuat arus berubah. Haki terpancar hingga langit berubah gelap.Shirohige begitu marah setelah melihat surat kabar yang memuat berita tentang salah satu anaknya, Ace, yang akan dieksekusi. Kurohige sialan itu menyerahkan Ace kepada pemerintah setelah mengalahkannya. Ironis sekali, seseorang yang merengek ingin ikut berlayar di kapalnya, malah menjadi duri dalam daging.
"Oyaji..." Thatch menunduk, penyesalan adalah satu-satunya yang ia rasakan saat ini. "Ini adalah kesalahanku. Aku..." Thatch tidak melanjutkan karena Shirohige memotong kalimatnya.
"Bukan. Ini bukan salahmu. Berhenti menyesali hal yang bukan tanggung jawabmu, anakku." Tatapan itu melembut. Thatch mengangkat kepala. Mata itu tidak bisa berbohong, dia benar-benar menyesal atas apa yang terjadi. Harusnya dia lebih berhati-hati, pikirnya.
Marco datang menghadap karena Shirohige memanggilnya. "Hubungi semua armada. Katakan kepada mereka untuk tidak ikut bertarung bagi yang lemah dan bagi yang belum siap untuk konsekuensi akibat perang." Shirohige menjeda kalimat, menatap semua orang di sana, "Karena aku tidak ingin ada yang mati."
Mendengar itu, Marco langsung menghubungi semua armada dan memberitahu apa yang Shirohige katakan. Perang yang akan mereka hadapi adalah perang besar dengan marinir. Kekuatan marinir tidak bisa dianggap remeh. Namun, di sisi lain, Shirohige tidak ingin krunya mati. Jika harus, cukup dia seorang.
"Apakah Luffy, Law, dan Kid sudah mengetahui ini?" tanya Izo. "Aku khawatir Luffy akan bertindak nekat."
"Entahlah. Tapi, Law dan Kid tidak menghubungi kita sama sekali. Apa yang mereka rencanakan?" Marco juga semua orang khawatir jika Luffy nekat melakukan sesuatu.
"Ace..."
Sabo mengeratkan pegangan pada pipa yang menjadi senjatanya. Tatapannya tajam, dia marah. Haruta menepuk pundaknya pelan. "Kendalikan dirimu," ucapnya. Sabo menatap Haruta lalu pandangan itu melemah.
Mendengar Ace akan dieksekusi membuat amarahnya memuncak hingga kepala. Lalu dia menatap ke arah Shirohige yang juga saat ini menatapnya, "Oyaji. Apa yang harus kulakukan?"
"Tenangkan dirimu dahulu. Yang harus kita lakukan adalah menyerang markas besar agkatan laut untuk menyelamatkannya."
*****
Baltigo bukan tempat yang dituju Law, Kid, dan Luffy. Melainkan di pulau yang mungkin tidak terlalu jauh dari Marineford. Hanya membutuhkan satu hari satu malam perjalanan laut. Jika menuju Baltigo, maka akan butuh berhari-hari untuk sampai ke Marineford. Dragon sudah memerintahkan dua petinggi untuk membobol Impel Down, yaitu Karasu dan Morley.
Morley adalah okama raksasa dan Komandan Pasukan Barat, pengguna buah iblis Oshi Oshi no Mi tipe Paramecia. Buah iblis ini memberikan kemampuan penggunanya untuk menyingkirkan zat apa pun, dan membuat lubang dan menyerang musuh dengan gumpalan tanah. Sementara Karasu adalah Komandan Pasukan Utara, pengguna buah iblis Susu Susu no Mi. Buah iblis ini memberikan kekuatan penggunanya untuk mengubah diri dan pakaiannya menjadi burung-burung gagak. Mereka menyambut kedatangan Luffy, Kid dan Law. Hal pertama yang mereka lakukan adalah membahas rencana bagaimana agar mereka tidak tertangkap basah saat menyelinap ke penjara terkuat tersebut. Morley akan membuat jalan untuk mereka. Meski pun akhirnya mereka ketahuan, setidaknya mereka sudah masuk dan masalah selanjutnya bisa dipikirkan nanti.
Dragon tidak ikut serta dalam misi ini. Luffy sudah bicara dengan ayahnya itu. Luffy juga melarangnya untuk ikut dalam perang besar jika dia tidak bisa membawa Ace keluar dari penjara. Menurut Luffy, belum saatnya Dragon untuk menampakkan diri. Dragon juga sudah memikirkan hal yang sama, karena perang sesungguhnya adalah ketika manusia-manusai yang memegang kendali pemerintahan sudah turun tangan sendiri. Dan saat itulah Pasukan Revolusioner harus bertindak.