45

607 64 16
                                    


Brakkk!!!

Sengoku menggebrak meja kayu tak berdaya bahkan hampir roboh karenanya. Bertahun-tahun dia menjadi Laksamana Armada, kepalanya tidak pernah sepusing ketika harus berurusan dengan tingkah laku cucu temannya sendiri. Beruntung dalam waktu yang tidak lama lagi, Sengoku akan melepas jabatannya dan digantikan orang lain. Dan dia harus bersabar sampai waktu itu tiba.

"Kau lihat? Apanya yang kaisar lautan ke lima? Dan apa-apaan dengan armada besar Topi Jerami?" Koran di tangannya ia lempar ke arah Garp yang sedang menyantap cemilan kue beras yang diambil dari laci Sengoku.

"Ayolah, Senny. Dia hanya remaja yang sedang masa pertumbuhan. Apa yang salah dengan kaisar laut ke lima?"

Sengoku meraih kerah baju Garp, "Hanya, kau bilang? Dan sekarang atasan meminta semua orang untuk memburunya hidup-hidup. Lihat baik-baik, di sini tertulis bahwa cucumu adalah senjata penghancur. Garp, keluarga macam apa kalian sebenarnya?"

Satu hari setelah insiden menghancurkan Bajak Laut BigMom, yang bahkan jika dihitung dalam jumlah waktu, hanya membutuhkan tidak lebih dari sepuluh jam berita itu telah menyebar. Morgan dengan semangat membara berteriak kepada seluruh karyawan media cetak menulis berita panas yang langsung tersebar ke seluruh penjuru.

Garp sebagai kakek yang baik hanya menanggapi dengan tawa meledak kemarahan dari Sengoku. Melihat betapa parahnya Toto Land setelah diobrak-abrik bencana alam dari Dewa Matahari, bisa dipastikan bahwa kekuatan Topi Jerami tidak bisa dianggap main-main. Garp diam-diam terkejut dengan apa yang diberitakan, Luffy adalah senjata penghancur. Jika itu benar, ramalan tentang cucunya mungkin seratus persen akurat.

Garp mengorek hidung dengan santai dan berkata, "Lagi pula tidak ada bajak laut yang tidak diburu." Garp menunjuk wajah Sengoku setelah terlepas dari cengkeraman pada kerah bajunya, "Hei, dia bahkan mengalahkan Doflamingo, seharusnya kalian memberikannya hadiah uang senilai harga kepala burung itu, bukan? Tck, kalian tidak adil."

"Itu," Sengoku terdiam tidak bisa menjawab perkataan Garp. Pandai sekali kakek tua itu mengalihkan topik pembicaraan, menutup mulut Sengoku dengan pancingan kecil, seperti uang hadiah? Jika Sengoku mau dia bisa membalasnya dengan perkataan 'jika dia meminta hadiah, kepalanya akan jadi taruhan'. Dengan keberanian seperti itu, tekad seperti itu, terlalu gegabah jika harus menyerahkan diri dengan iming-iming meminta hadiah. Keadilan dalam pemerintah adalah kelicikan dari segala yang terlicik, mungkin beberapa di antaranya berani mengatakan keadilan menurut versi mereka sendiri, namun kenaifan manusia tetap dipengaruhi di mana mereka tumbuh, angkatan laut tetaplah angkatan laut.

"Dan seharusnya kalian berterima kasih kepadanya."

"Garp, keluar dari ruanganku."

"..."


Lalu apa yang terjadi di belahan penjuru lainnya? Tentu ini adalah berita besar, orang-orang dari beberapa wilayah yang pernah Mugiwara selamatkan bersorak dengan gembira, bersuka cita dalam kebahagiaan. Seperti di kerajaan Alabasta, misalnya. Raja Cobra menaruh harapan besar kepada Mugiwara. Sebagai aliansi diam-diam, tentu Raja Cobra dan Vivi mendukung setiap tindakan mereka. Zeff yang sudah pulih dengan restaurannya menempelkan semua poster bounty dari kru Mugiwara sebagai hiasan dinding, Bon chan dan Katarina masih berjaga di sana alih-alih pergi meninggalkan East Blue. Bon chan menangis ketika berbicara dengan Luffy, dia menangis ketika mengetahui Luffy marah besar saat dirinya tertangkap, dan dia adalah satu alasan Luffy menghancurkan pulau kekuasaan BigMom. Lalu armada besar Mugiwara yang tersebar di lautan baru merasakan efek dari pertarungan itu, nama dan wajah mereka terpampang jelas di koran. Jelas itu membuat mereka lebih terkenal lagi, maka dengan armada sebesar itu, Morgan dengan berani mengatakan bahwa Luffy pantas menjadi seorang Yonkou.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang