31

652 59 14
                                    

Bertahun-tahun lalu, Pulau Manusia Ikan dijajah bajak laut tidak bertanggung jawab. Mereka menangkap penduduk (manusia ikan) untuk dijual kepada bangsawan lalu dijadikan budak. Shirohige ketika itu datang dengan gagahnya lalu melawan semua bajak laut tidak bertanggung jawab itu dan mengumumkan bahwa Pulau Manusia Ikan menjadi daerah kekuasaan nya. "Tidak akan kubiarkan kalian merusak pulau ini. Aku ber-utang budi kepada Neptune di masa llau, maka mulai saat ini Pulau Manusia Ikan menjadi daerah kekuasaan dan masuk dalam perlindunganku." Para bajak laut itu lari ketakutan dan berjanji untuk tidak mengusik pulau itu lagi. Itu terjadi ketika Luffy belum lahir. Raja Neptune begitu senang dan berterima kasih karena rakyatnya bebas dari bajak laut itu, meski pun pada akhirnya diselamatkan oleh bajak laut pula.

Lama Luffy berdiri dan menatap bendera dengan lambang bajak laut Shirohige. Alisnya berkedut, wajah terlihat serius dengan mata menatap sempurna. "Aaaa aku merindukan merekaaaa. Oyaji, Ace, Sabo, Marco dan mereka semuaaa," teriaknya tiba-tiba. Kru yang berada di sampingnya memegang dada dan mundur ke belakang karena terkejut dengan teriakan tiba-tiba Luffy. Ada pula yang terjungkal jatuh. Hampir-hampir tinju Nami melayang andai Usop tidak menahannya.

"Hentikan, Nami."

"Lepaskan. Jantungku hampir melompat karena teriakannya."

"Jika masuk Dunia Baru, kita harus berkunjung untuk bertemu mereka." Luffy berbalik menatap teman-temannya, tidak peduli dengan Nami yang marah-marah —memang navigator satu ini suka sekali emosian—

"Kami akan ikut kemana pun kau pergi, kapten," ucap Sanji diangguki yang lain.

"Aku sudah rindu dengan sake oyaji."


Sementara di Dunia Baru

"Haacimm!!!" Ace mengusap hidung. "Siapa yang membicarakan ku?" ucapnya percaya diri seolah penggemarnya baru saja membahas dirinya. "Itu pasti angkatan laut," Sabo menimpali kenarsisan saudara apinya itu. "Mereka pasti dendam karena tidak bisa mengambil kepala mu, Ace." Sabo memegang pundak Ace dengan wajah prihatin dan meyakinkan. Ace menatapnya datar, "Luffy pasti sedang merindukanku." Tangannya menggenggam, matanya berbinar senang.

Kini balik Sabo yang menatapnya aneh. Marco menggeleng lelah dengan tingkah mereka berdua sebelum sebuah den den mushi berbunyi. "Den den mushi pribadi, Law kah?" Marco menatap wajah Shirohige dan menyerahkan den den mushi itu.

"Oyaji..."

"Law. Ada apa, nak."


*****


"Suara itu seperti tidak asing." Hachi yang kebetulan berada tidak jauh dari sana menengar teriakan seseorang yang tidak asing di telinganya. "Are. Mugiwara!!!" Hachi melambaikan tangan ke arah mereka dan segera mendekat.

Mereka serentak menoleh, Luffy tersenyum lebar. "Hisashiburi dana."

Bajak Laut Mugiwara jalan-jalan keliling pulau. Sanji akhirnya menggapai impian untuk melihat putri duyung. Nampaknya koki itu bersenang-senang seakan pencapaian hidupnya sudah ia dapatkan. Robin memilih untuk masuk ke dalam hutan laut dan berkeliling sendiri. Tanpa ia duga ia menemukan poneglyph yang berisikan permintaan maaf JoyBoy. Lalu...menemukan poneglyph yang sama sekali tidak pernah Robin lihat. "Merah?" matanya berbinar tidak percaya bahwa ada poneglyph dengan warna seperti itu.

Raja Neptune yang mendengar bahwa anak Shirohige datang ke pulaunya mengundang mereka untuk perjamuan di istana. Tentu sebagian mereka tahu siapa Luffy. Jangan lupa tentang Hachi dan Jinbei yang dekat dengan bajak laut rookie yang sudah mengguncang lautan beberapa waktu lalu. Jinbei menceritakan semuanya kepada raja dan sudah berbicara bahwa dia akan berlayar bersama Topi Jerami.

Luffy tentu senang karena akan makan sepuasnya. Tidak peduli alasan apa mereka diundang ke istana, yang terpenting adalah mengisi perut karetnya hingga penuh. Para pelayan menyambut mereka. Istana itu besar dan megah. Tiga putra Raja Naptune, yaitu Fukaboshi anak pertama, Ryuboshi anak kedua, dan Manboshi anak ketiga juga menyambut mereka dengan baik.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang